Mohon tunggu...
Antonius Muardi
Antonius Muardi Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa PPG Calon Guru

Melaksanakan amanat UUD 1945 "Mencerdaskan Kehidupan Bangsa"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perjalanan Pendidikan Nasional Indonesia

4 Oktober 2024   15:16 Diperbarui: 4 Oktober 2024   15:25 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perjalanan pendidikan Indonesia dimulai sejak zaman pra kemerdekaan dan zaman pasca kemerdekaan.

Pendidikan Indonesia Pra-Kemerdekaan

Perjalanan pendidikan Indonesia pada saat pra kemerdekaan yaitu dimulai dengan dibentuknya organisasi-organisasi. Adapun organisasi-organisasi pasca kemerdekaan yang bergerak untuk pendidikan Indonesia yaitu sebagai berikut: organisasi STOVIA 1908 (Shool Tot Opleiding Van Inlandsche Artsen), SDI 1912 (Sarekat Dagang Islam), IP 1912 (Indische Partij), dan Muhamadiyah 1918. Keempat organisasi di atas merupakan perintis-perintis awal pendidikan di Indonesia.

Saya menganalisis bahwa, perjuangan pendidikan yang dilakukan keempat organisasi diatas adalah tujuan utamanya ada dua hal yaitu yang pertama untuk menciptakan masyarakat yang mempunyai pengetauhan dan yang kedua untuk bisa mengusir imperialisme dan kolonialisme yang ada di Indonesia

Pendidikan Indonesia Pasca Kemerdekaan

Pendidikan Indonesia pada zaman kemerdekaan sudah mulai terarah sesuai dengan perkembangan zaman yang dimana sudah menerapkan kurikulum pendidikan. Kurikulum yang sudah diterapkan di Indonesia yaitu: kurikulum 1947 (Rentjana Pelajaran 1947), kurikulum 1952 (Rentjana Pelajaran Terutrai 1952), kurikulum 1964 (Rentjana Pendidikan 1964), Kurikulum 1968 lahir akibat perubahan politik di Indonesia, yaitu dari orde lama ke orde baru. kurikulum 1975 inilah mulai dikenalkan satuan pelajaran, Kurikulum 1984, kurikulum ini lebih menekankan pada process skill approach.

Kurikulum 1994 memiliki ciri sebagai berikut Orientasi pendidikan kewarganegaraan, Pendidikan karakter, etika, Kurikulum berbasis kompetensi, Kurikulum 2004, memiliki ciri: pendekatan kontekstual, Pendekatan keterampilan, Integrasi mata pelajaran, penggunaan media dan teknologi, Pengembangan potensi kognitif, afektif dan psikomotoris, Kurikulum 2013 ciri khas: Berbasis Kompetensi: Pendekatan Saintifik, Pembelajaran Tematik Pendidikan Karakter: Pembelajaran Inklusif, Literasi dan Numerasi, Pendekatan Pembelajaran Aktif, Penilaian Formatif, Peningkatan Kreativitas dan Kritisisme.

Kurikulum Merdeka bertujuan untuk memperbaharui sistem pendidikan Indonesia agar lebih responsif terhadap perubahan zaman dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan global. Ciri Khas Kurikulum Merdeka Fleksibilitas dan Otonomi Sekolah: Pendidikan Karakter dan Soft Skills. Pembelajaran Kontekstual, Teknologi dan Digitalisasi, Penilaian Formatif dan Portofolio, Pembelajaran Inklusif: Pemberdayaan Siswa, Pelibatan Orang Tua dan Masyarakat, Penyederhanaan Struktur Kurikulum.

Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara

Uraian isi pidato Ki Hajar Dewantara pada saat penerimaan gelar Doktor Honoris Causa dari UGM tahun 1956. Ki Hajar Dewantara menguraikan hal-hal penting terkait pendidikan di negara Indonesia yaitu: pertama Kebudayaan menurut beliau yaitu sesuatu hal yang hidup bersama masyarakat bangsa dengan maksud agar segala unsur peradaban dan kebudayaan tadi dapat tumbuh dengan sebaik-baiknya dan dapat diwariskan ke generasi yang akan datang demi terwujudnya kedaulatan dalam kebudayaan. Kedua organisasi, beliau menegaskan pentingnya peran organisasi dalam pendidikan. Peran organisasi dalam pendidikan yaitu sebagai daerah merdekanya kaum pemuda, untuk melakukan penguasaan diri, dan sebagai tempat pembentukan watak seseorang. Ketiga keluarga di lingkungan keluarga tempat diajarkanya budi sosial dan kesusilaan. Keempat kodrat anak artinya anak-anak tumbuh dan hidup sesuai kodratnya sendiri, guru hanya dapat merawat dan menuntun tumbunya kodrat itu.

Dari semua pemikiran KI Hajar Dewantara terkait pendidikan mulai dari kebudayaan, organisasi, keluarga dan kodrat anak semuanya telah dijalankan oleh kurikulum pendidikan dari tahun ke tahun sampai sekarang ini. Artinya pemikiran beliau terhadap pendidikan sangat revolusioner dan sampai saat ini masih sangat relevan untuk diterapkan, kesimpulanya bahwa sebagai pendidik kita bisa menerapkan pemikiran-pemikiran ki hajar dewantara dalam lingkungan pendidikan tempat pendidik mengabdi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun