PEMBELAJARAN YANG SESUAI DENGAN PANCASILA SEBAGAI FONDASI PENDIDIKAN INDONESIA
Â
Pendidikan merupakan salah satu pilar utama untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan di Indonesia bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan juga membentuk karakter serta kepribadian bangsa yang beragam dengan berlandaskan pada pancasila. Pancasila inilah yang menjadi fondasi untuk segala bentuk pendidikan yang diintegrasikan di Indonesia. Oleh karena itu, pancasila dijadikan sebagai pedoman di dunia pendidikan karena pancasila sendiri berfungsi sebagai identitas dan entitas bangsa.
Pendidikan di Indonesia sampai saat ini memiliki tantangan yang dapat mengancam masa depan bangsa. Dengan demikian, tindakan yang dapat dilakukan adalah melalui pendidikan yang dituangkan pada pembelajaran. Melalui pendidikan yang berlandaskan Pancasila, generasi muda dapat menyerap dan mengamalkan nilai-nilai tersebut dalam kehiduapan mereka sehari-hari.Pembelajaran yang berfondasi pada pancasila dapat membantu untuk menciptakan lingkungan yang berintegrasi, serta membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat dalam moralitas dan karakter. Hal demikian sejalan dengan Profil pelajar Pancasila yang menekankan pendidikan karakter meliputi budi pekerti dan moral pelajar dan masyarakat Indonesia (Maulida, 2023).
Jika mengingat pengalaman ketika menjadi siswa saat bersekolah saya sudah diajarkan pendidikan yang berfondasi pada pancasila. Mulai dari saya masih menginjak usia taman kanak-kanak sudah diajarkan nilai-nilai yang ada di pancasila berupa contoh penerapannya seperti gotong royong, saling menghargai, beribadah, dan masih banyak lagi. Setelah itu, saya mulai dikenalkan dengan teori dan juga praktik saat saya menginjak bangku sekolah dasar yang semakin tinggi kelasnya semakin banyak hal yang saya pelajari dari pendidikan pancasila atau sering disebut dengan mata pelajaran PKN. Dari situlah saya mulai menerapkannya di kehidupan sehari-hari. Hingga saya menginjak jenjang yang lebih tinggi dari SMP, SMA dan S1 saya terus menggali ilmu tentang implementasi pancasila dalam kehidupan sehari-hari melalui teori pembelajaran yang saya dapatkan. Nilai-nilai pancasila ini tidak hanya diimplementasikan di luar pembelajaran saja, tetapi saat pembelajaran berlangsung guru sering mengajarkan nilai gotong royong dan kebersamaan, dimana saat pembelajaran guru mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok untuk saling bantu membantu dan bergotong royong dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
Dari pengalaman saya tersebut berlanjut sampai sekarang saya menempuh Pendidikan Profesi Guru (PPG). Melalui PPG ini saya semakin mendalami tentang pendidikan yang berlandaskan pada Pancasila yang dapat diimplementasikan ketika saya menjadi guru profesional nantinya. Saya banyak belajar mengenai teori-teori yang selaras dengan pembelajaran yang sesuai dengan pancasila sebaagai fondasi pendidikan Indonesia. Salah satu mata kuliah yang membantu saya dalam merumuskan esai ini adalah Filosofi Pendidikan Indonesia.
Mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia memperluas wawasan saya mengenai tujuan pendidikan di Indonesia yang lebih menyeluruh, yang tidak hanya menekankan pada kecerdasan intelektual, tetapi juga pada pengembangan karakter dan akhlak yang baik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Salah satu nilai Pancasila yang sering ditekankan ketika pembelajaran adalah nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, dimana setiap mahasiswa yang beragam dalam satu kelas harus saling menghargai martabat setiap individu, menciptakan kesetaraan dalam pendidikan, dan memastikan bahwa setiap siswa, tanpa terkecuali, mendapatkan kesempatan yang adil untuk belajar dan berkembang.
Ada banyak pengalaman yang berharga bagi saya ketika mengikuti PPG ini. Contoh konkrit pengalaman selama mengikuti pembelajaran di PPG ini yaitu ketika saya melaksanakan PPL di sekolah dasar. Dimana saya menjadi tahu bahwa pada kurikulum merdeka sekarang ini sangat mengedepankan nilai-nilai pancasila melalui Profil Pelajar Pancasila. Profil Pelajar Pancasila ini menjadi salah satu usaha untuk membentuk karakter dan  meningkatkan kualitas pendidikan (Lubaba & Alfiansyah, 2022). Profil Pelajar Pancasila menurut  (Kurniawaty et al., 2022) ada 6 profil yang menjadi kompetensi inti dalam mewujudkan PPP.  Diantaranya : 1) beriman, bertaqwa kepada Tuhan dan berakhlak mulia; 2) mandiri; 3) bernalar kritis; 4) kreatif; 5) bergotong royong; 6) berkebinekaan global. Sejalan dengan petuah Ki Hadjar Dewantara, dimana siswa diberikan ruang untuk berbicara, berpendapat, dan bekerja sama dalam memecahkan masalah. Selain itu, saya juga dapat mengajarkan kepada siswa untuk bekerja dalam kelompok, dimana mereka dapat saling berbagi pengetahuan dan pengalaman, serta mendiskusikan berbagai solusi yang mereka temukan. Contoh konkrit lan yang saya rasakan bahwa pembelajaran yang ada di PPG ini memotivasi saya untuk selalu berpikir kritis dan kreatif dalam menghadapi berbagai tantangan.
Dengan demikian, Pendidikan di Indonesia haruslah berfondasi dengan Pancasila yang menanamkan nilai-nilai moral, etika, dan karakter yang terkandung dalam setiap sila Pancasila. Melalui PPG ini terkhusus pada mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia, saya menyadari bahwa Pendidikan bukan hanya tentang pencapaian akademik, tetapi tentang membentuk manusia yang berbudi pekerti luhur. Oleh karena itu, penerapan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari setiap aspek pembelajaran, baik di dalam kelas maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Â
Daftar Rujukan
Kurniawaty, I., Faiz, A., & Purwati, P. (2022). Strategi Penguatan Profil Pelajar Pancasila di Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(4), 5170--5175. https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i4.3139
Lubaba, M. N., & Alfiansyah, I. (2022). Analisis Penerapan Profil Pelajar Pancasila dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan, Sains Dan Teknologi, 9(3 2022), 687--706.
Maulida, H. (2023). Pancasila Sebagai Fondasi Pendidikan Indonesia dan Relevansinya dengan Kurikulum Merdeka. NCU: National Conference for Ummah, 1(57), 450--454.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H