1. Seperti apa pengalaman Anda saat pertama kali diperkenalkan pada membaca dan menulis?
Saya pertama kali dikenalkan untuk membaca dan menulis saat usia 3 tahun atau lebih tepatnya saat bersekolah di TK kelas kecil. Saat diperkenalkan pada membaca dan menulis saya sangat senang dan antusias karena orang tua saya sering membacakan cerita untuk saya. Hal ini menjadikan saya penasaran bagaimana cara membacanya dan menulis seperti yang ada dalam buku. Pada tahap ini saya mulai dikenalkan huruf oleh orang tua saya namun saya juga meminta orang tua saya untuk segera menyekolahkan saya di TK. Rasa ingin tahu saya sangatlah tinggi. Saat pertama kali diperkenalkan membaca saya selalu mengingat materi itu dan segala hal saya baca. Walaupun pada awal diperkenalkan membaca atau mengenal huruf jadi saya baca satu demi satu huruf. Namun dengan kebiasaan saya seperti itu, membuat saya cepat lancar membaca. Waktu kecil kemanapun saya pergi selalu membawa buku baik buku tulis maupun cerita. Pada tahapan awal saya diperkenalkan menulis saya ingat betul bahwa saya sering mencotoh huruf yang dipajang di dinding kelas. Saya amati kemudian saya tulis di buku tulis. Hal ini juga berlaku di rumah, ketika saya melihat selebaran dan sampul buku saya suka menulis ulang di buku tulis.
Siapa yang berperan dalam pembelajaran literasi dasar masa kecil -- keluarga atau sekolah? Apakah yang mereka lakukan?
Peran dalam pembelajaran literasi dasar masa kecil saya yakni keluarga dan sekolah. Keluarga menjadi tempat pertama saya belajar mengenai literasi dasar. Dimulai dengan orang tua saya yang senang membacakan saya cerita kemudian setelah itu ditanya tentang isi cerita tersebut dan terkadang juga diminta menceritakan ulang cerita yang sebelumnya dibacakan oleh orang tua saya. Dengan kebiasaan seperti ini saya mulai tertarik bagaimana cara membaca dan menulis yang bagus seperti tulisan yang ada pada buku. Saya ingat orang tua saya juga mengajari saya membaca dengan cara memperkenalkan huruf terlebih dahulu menggunakan media flashcard. Orang tua saya menunjukkan satu demi satu huruf dan melafalkannya kemudian saya ingat-ingat dan tirukan. Dalam belajar menulis saya mengamati huruf yang ada di flashcard lalu saya tulis ulang di buku tulis. Selain itu, saya juga sering mengamati tulisan yang ada di sampul buku di rumah saya lalu saya coba-coba menulisnya.
Rasa ingin tahu dan semangat belajar yang tinggi hingga akhirnya saya meminta orang tua saya untuk segera menyekolahkan saya di TK. Di Tk saya mendapatkan pembelajaran literasi dasar yang menyenangkan. Guru saya mengajarkan saya membaca dan menulis melalui lagu. Selain itu, pengenalan huruf dilakukan dengan membuat kolase huruf dimana saya harus memotong kertas origami kecil-kecil lalu ditempelkan di huruf tersebut. Melalui kegiatan seperti ini secara tidak langsung saya telah melakukan pengamatan terkait huruf tersebut. Guru saya baik sebelum ataupun sesudah membuat kolase memberikan pengetahuan mengenai cara membaca huruf tersebut dan saya diminta mengulangi pelafalannya. Selain itu, saya juga sering mengamati tulisan yang dipasang di dinding kelas kemudian saya tulis di buku tulis. Sedangkan pada berlatih membaca, guru saya juga memberikan buku bacaan setiap hari mewajibkan untuk membaca satu lembar. Apabila belum lancar maka besuknya akan mengulang. Namun jika sudah lancar makan akan lanjut ke halaman selanjutnya.
2. Enam macam literasi yang penting dimiliki individu di era modem. Apa sajakah itu? Setujukah Anda? Dapatkah Anda mengaitkan enam tipe literasi tersebut dengan pengalaman Anda sebagai individu yang hidup di abad 21?
Ada 6 literasi dasar abad 21 antara lain:
a. Literasi Baca Tulis
Dengan literasi baca tulis dapat bermanfaat untuk memahami informasi dan pengetahuan melalui audio, teks, video, gambar, hingga menuangkan ide dalam tulisan.
b. Literasi Numarasi
Literasi numerasi membuat kita dapat memahami angka dan simbul Matematika khususnya dalam memecahkan masalah praktis dalam keseharian. Dengan literasi numerasi dapat menganalisis informasi berupa angka, grafik, bagan, diagram, dan tabel.
c. Literasi Sains
Literasi sains yang dimaksud adalah mengidentifikasi pertanyaan, mendapatkan pengetahuan yang baru, Â mampu menjelaskan kejadian alam dan sosial, melakukan penarikan kesimpulan yang didasari oleh fakta. Sehingga dapat mendorong untuk mampu mengambil keputusan secara ilmiah.
d. Literasi Finansial
Mampu mengelola keuangan dan mencapai tujuan-tujuan keuangan mulai strategi mendapatkan, membelanjakan, menyimpan, menginvestasikan, dan mendonasikan.
e. Literasi Digital
Mampu menggunakan media digital secara sehat sehingga dapat berkomunikasi secara luas dan mengolah informasi lebih bijak.
f. Literasi Budaya  dan Kewargaan
Pemahaman sikap keberagaman budaya dan memahami hak serta kewajiban sebagai warga negara Indonesia.Â
Keterkaitan enam tipe literasi tersebut dengan pengalaman saya sebagai individu yang hidup di abad 21:
a. Literasi Baca Tulis
Keterkaitan literasi baca dengan pengalaman saya adalah membaca pengumuman saya tidak sekadar membaca tetapi memahami isi atau maksud pengumuman tersebut. Keterkaitan literasi menulis adalah saya sering mengungkapkan ide saya dengan munilis buku dan cerita. Buku yang saya tulis dengan judul "Cerita Rakyat di Jepara" dan "Pendidikan Inklusi di Sekolah Dasar".Â
b. Literasi Numarasi
Keterkaitan literasi numerasi dengan kehidupan adalah saya memahami perkembangan penduduk setiap tahunnya melalui grafik.
c. Literasi Sains
Keterkaitan literasi sains dengan kehidupan adalah saya memahami bahaya sampah jika dibuang sembarangan dan dampaknya bagi lingkungan, mengetahui cara pengolahan sampah agar memiliki nilai jual. Mengetahui hal terebut sehingga saya dapat bersikap untuk tidak membuang sampah secara sembarangan.
d. Literasi Finansial
Keterkaitan literasi finansial dengan kehidupan adalah saya dapat memahami strategi mendapatkan uang, mengelola, membelanjakannya untuk kebutuhan, dan mendonasikannya.
e. Literasi Digital
Keterkaitan literasi digital dengan kehidupan adalah saya tidak langsung percaya atas berita yang beredar di media sosial. Saya mengecek terlebih dahulu atas kebeneran berita tersebut.Â
f. Literasi Budaya  dan Kewargaan
Keterkaitan literasi budaya  dengan kehidupan adalah saya mengahargai budaya Indonesia. Salah satu cara yang saya lakukan dengan belajar menari tarian daerah maupun luar daerah saya. Saya menganggap bahwa keberagaman budaya Indonesia sebagai kekeyaan bukanlah perbadaan. Sedangkan pada aspek kewargaan saya memahami aturan dan hukum yang berlaku di Indonesia. Tidak hanya memahami tetapi saya menaati aturan tersebut. Contohnya dengan berkendara motor sesuai dengan aturan yang berlaku.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI