Mohon tunggu...
M. Rizki Prasetyo
M. Rizki Prasetyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PPG

Membaca dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tugas UAS Mata Kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia

24 Desember 2024   22:14 Diperbarui: 24 Desember 2024   22:14 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menanamkan Nilai Pancasila: Fondasi Utama Pendidikan Indonesia

Pancasila adalah dasar negara sekaligus falsafah hidup bangsa Indonesia yang mengandung nilai-nilai luhur untuk dijadikan pedoman dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Dalam pendidikan, Pancasila menjadi landasan utama dalam membentuk karakter peserta didik yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga bermoral, toleran, dan memiliki rasa kebangsaan. Nilai-nilai Pancasila mencakup moralitas, kerja sama, keadilan, dan penghargaan terhadap keberagaman yang penting dalam membentuk generasi penerus bangsa.

Melalui mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia dalam program Pendidikan Profesi Guru (PPG), saya mendapatkan pemahaman tentang bagaimana pembelajaran berbasis nilai-nilai Pancasila dapat diterapkan secara konkret di kelas. Mata kuliah ini mengajarkan bahwa pendidikan bukan hanya soal transfer ilmu, tetapi juga pembentukan karakter. Pancasila, dengan kelima silanya, menjadi dasar untuk menciptakan pendidikan yang inklusif dan relevan dengan kebutuhan zaman.

Pengalaman saya di sekolah menunjukkan bahwa penerapan nilai-nilai Pancasila sering kali hanya terlihat dalam kegiatan seremonial, seperti upacara bendera atau hafalan teks Pancasila. Misalnya, kegiatan gotong royong di sekolah mencerminkan kerja sama dan kepedulian (sila ketiga dan kelima). Namun, nilai-nilai ini jarang diintegrasikan ke dalam pembelajaran sehari-hari. Dalam pelajaran sejarah, misalnya, kami belajar tentang perjuangan para pahlawan, tetapi refleksi tentang bagaimana nilai-nilai tersebut relevan dalam kehidupan modern sering terabaikan.

Selama mengikuti PPG, saya mendapatkan wawasan baru tentang bagaimana pembelajaran berbasis nilai-nilai Pancasila dapat dirancang untuk membentuk generasi yang unggul. Salah satu pengalaman berharga adalah ketika saya merancang pembelajaran berbasis proyek. Dalam proyek ini, peserta didik diminta mengidentifikasi masalah lingkungan di sekitar mereka dan merancang solusinya. Kegiatan ini mengintegrasikan nilai gotong royong (sila ketiga), keadilan sosial (sila kelima), dan kemandirian berpikir (sila keempat). Hasilnya, peserta didik lebih termotivasi karena pembelajaran tersebut nyata, relevan, dan bermanfaat bagi lingkungan mereka.

Mata kuliah ini juga menekankan pentingnya pendidikan yang humanis dan relevan dengan kebutuhan zaman. Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, mengajarkan bahwa pendidikan tidak hanya membangun kompetensi akademik tetapi juga memperkuat moralitas dan toleransi antar umat beragama. Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, menuntut penghormatan terhadap martabat setiap individu dalam proses pendidikan. Prinsip-prinsip ini mendorong terciptanya lingkungan belajar yang inklusif, empatik, dan menghargai keberagaman.

Dari pengalaman ini, saya membayangkan pembelajaran berbasis nilai Pancasila memiliki beberapa ciri utama. Pertama, berbasis nilai religius dan humanis, di mana pendidikan menghormati keyakinan peserta didik dan membangun moralitas yang kuat. Kedua, pembelajaran yang kolaboratif dan berpusat pada peserta didik, seperti melalui proyek atau diskusi kelompok yang melatih kerja sama dan berpikir kritis. Ketiga, pendidikan yang inklusif, menghargai keberagaman, dan memberikan kesempatan yang sama kepada semua peserta didik.

Integrasi nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan memberikan landasan moral dan intelektual yang kokoh bagi generasi muda. Dengan pendekatan ini, peserta didik tidak hanya dilatih untuk cerdas secara akademik tetapi juga menjadi individu yang peduli, toleran, dan memiliki komitmen untuk memajukan bangsa. Pendidikan berbasis nilai-nilai ini bertujuan menciptakan generasi yang seimbang dalam aspek intelektual, emosional, dan spiritual.

Refleksi ini membuat saya semakin yakin bahwa Pancasila bukan hanya dasar negara tetapi juga fondasi pendidikan yang relevan untuk menghadapi tantangan global tanpa kehilangan identitas bangsa. Guru memiliki peran penting dalam mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam proses pembelajaran. Dengan pendekatan yang kontekstual dan berbasis nilai, pendidikan di Indonesia dapat mencetak generasi penerus yang berkarakter luhur, toleran, dan berjiwa nasionalis.

Daftar Pustaka

  • Kusuma, D. H., & Susilo, R. (2020). Kesadaran Multikultural-Religius dalam Pendidikan.
  • Mangunwijaya, Y. B. (2020). Pendidikan Berbasis Nilai-Nilai Pancasila.
  • Shofiana, I. (2014). Ketuhanan yang Maha Esa dalam Pendidikan Religius.
  • Widisuseno, H. (2014). Pancasila sebagai Filsafat Pendidikan Humanis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun