Usaha komdis menemui para pemain, pelatih dan ofisial klub PSMS di Medan mendapatkan hasil. Hasil pertemuan tersebut dipakai sebagai bahan untuk membuat keputusan sidang komdis PSSI hari rabu kemarin. Untuk masalah gaji pemain, mohon maaf masih gelap kelanjutannya. Yang ada justru hukuman bagi para pemain PSMS yang ditunggak gajinya. Kali ini khusus masalah PSMS, komdis terfokus untuk membuat keputusan terkait mafia sepakbola yang sudah ditemukan dari lawatannya ke Medan.
Hasil Sidang komdis PSSI memutuskan untuk menghukum 3 ofisial klub PSMS dengan sanksi larangan aktif di sepakbola selama seumur hidup. Berikut kutipan resmi dari ketua komdis, Hinca Panjaitan:
"Larangan aktif seumur hidup, Sarwono selaku manajer tim, saryono sebagai pengurus, dan Heru Pramono selaku CEO PSMS karena diduga menerima uang dari oknum, 70 juta per orang,"
Ketiganya dianggap oleh Hinca terbukti telah bersekongkol dengan mafia sepakbola dari malaysia untuk mengalah ketika melawan PS Bangka dengan imbalan mendapatkan mahar Rp. 70 juta per orang.
Darimana Hinca mendapatkan bukti adanya mafia tersebut? kali ini Hinca sangat percaya dengan laporan para pemain PSMS adanya keterlibatan mafia sepakbola. YUp, yang dianggap bukti oleh Hinca adalah laporan para pemain PSMS yang katanya pernah bertemu oknum dari Malaysia tersebut.
Mari kita sama-sama apresiasi bahwa Hinca berani memutuskan adanya mafia sepakbola di Divisi Utama PT. Liga Indonesia. Sesuatu yang sebelumnya tabu untuk dilaporkan ke Hinca sebagaimana laporan-laporan sebelumnya yang ditolak mentah-mentah olehnya karena dianggap tidak cukup bukti untuk membenarkan adanya mafia sepakbola atau pengaturan skor.
Dan sayangnya, untuk kasus ini Hinca sama sekali tidak mengetahui identitas sang mafia tapi sudah memutuskan untuk menghukum para ofisial PSMS sebelum adanya klarifikasi dari sang terhukum. Semoga saja ini benar-benar dilandasi ingin membersihkan sepakbola Indonesia dari para pengatur skor dan mafia sepakbola yang menggerayangi liga Indonesia dan membenamkan Indonesia dalam titik nadir jebloknya prestasi Indonesia. Bukan sekedar pencitraan.
Karena sebelum ini, Hinca beberapa kali menolak laporan adanya pengaturan skor. Yang terbaru, tentu kita masih ingat dengan ditolaknya laporan dari klub Deltras karena dianggap buktinya tidak cukup kuat.
Dan sudah selayaknya bagi Komdis pimpinan Hinca untuk menelusuri lebih lanjut efek gunung es yang bisa jadi apa yang mereka dapatkan dari kasus PSMS hanyalah secuil dari banyaknya kasus serupa di liga Indonesia. Jika komdis mau menginvestigasi hal ini, mari kita sama-sama kasih jempol untuk Hinca. Jangan sampai nanti ada yang nyeletuk, mafia kok teriak mafia pak Hinca...!!! :)
Salam Olahraga
Wassalam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H