Mohon tunggu...
pesa pesa
pesa pesa Mohon Tunggu... -

manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Persija Mengaku Taat Hukum Tapi Gaji BP & Leo Masih Ditunggak

27 November 2013   10:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:38 1024
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Yang pasti kami taat hukum dan perangkat hukum di Indonesia,"

Ferry Paulus, Presdir Persija.

OK, mungkin pengakuan yang disampaikan Ferry Paulus selaku Presdir Persija dalam konteks memenuhi panggilan pengadilan (jika memang dipanggil) atas gugatan Bambang Pamungkas dan Leo Saputra mantan pemain Persija yang sampai hari ini, gaji mereka berbulan-bulan belum dibayar Persija.

Ferry merasa Taat hukum, tapi hal yang lebih mendasar dari pada pemanggilan Pengadilan tidak dia taati. Apa itu? kewajiban Persija membayar gaji pemainnya. Kenapa setelah satu musim kompetisi lebih, gaji berbulan-bulan (5 bulan) tidak pernah ada kejelasan sehingga mengharuskan 2 pemain senior ex Persija harus mengambil jalan hukum?

Saya yakin kenapa kedua pemain ex Persija tersebut mengambil cara tersebut, karena Ferry selaku pemegang kekuasaan di Persija tidak pernah "taat" untuk menyelesaikan tunggakan klub. Bahkan lebih dari itu, tidak "taat" untuk hanya sekedar membicarakan solusi ini dengan cara baik-baik.

Dan ditengah keterpurukan keuangan Persija yang sangat kronis, ternyata Persija masih juga sempat-sempatnya mengambil pemain baru di kompetisi ISL yang barusan selesai tersebut. Dan salah satunya adalah pemain hongkong yang akhirnya juga bermasalah dengan tunggakan gajinya di Persija.

Berkaca dari situ, kita juga bisa simpulkan bahwa perekrutan pemain oleh Persija sebenarnya hanya sekedar "bom waktu" hingga akhirnya kejadian yang menimpa BP dan Leo terulang lagi. Kenapa? karena penyebab utamanya belum "disembuhkan" yaitu penyakit keuangan yang kronis.

Karena selama ini, Persija hanya menyusu ke APBD hingga ketika lepas dari APBD, baru ketahuan bahwa mereka belum cukup profesional mengelola klub. Yang ada justru "mengemis" lagi walau dengan cara "mendemo" Pak Jokowi untuk menyelamatkan yang katanya "aset" Jakarta. Inikah yang dinamakan klub "Besar" dan "Profesional"?

Di akhir tulisan ini, saya kutipkan ucapan Leo Saputra yang merasa sedih karena tidak dihargai mantan klub kebanggaannya.

"Ini bukan soal gaji kami saja, tapi untuk pemain lainnya. Sedih rasanya tidak dihargai klub yang kita cintai. Apalagi kejadian ini terulang lagi dan menimpa pemain Persija yang ada saat ini,"

Sebuah pengakuan tulus darinya sekaligus membuka borok Persija bahwa ternyata Para pemain Persija yang ada sekarang juga mengalami hal yang sama seperti yang dialaminya. Cuma mungkin mereka tidak berani bersuara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun