Mohon tunggu...
Asep Afifudin_
Asep Afifudin_ Mohon Tunggu... Penulis - Tetaplah menjadi baik, walau terkadang kebaikanmu diremehkan.

Kadangkala apa yang kita ucap bisa di dengar orang lain buruk, bisa saja benar. Apa yang kita dengar bisa saja salah, bisa saja benar. Maka jangan mudah marah, jangan mudah emosi. Karena tidak semuanya yang kita anggap salah selalu salah, dan yang kita anggap benar tidak selalu memiliki kebenaran.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perihal Hidup

14 Desember 2024   22:27 Diperbarui: 14 Desember 2024   22:27 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perihal Hidup

Pada setapak menuju pulang, di bawah langit yang tak bertiang, ada tentang yang tak ingin hilang---seseorang yang masih kujaga dalam doa; aku yang entah siapa; juga kepada siapa jatuh cinta sebenarnya.

Cemas demi cemas menyeruak di punggung faalku. Membuat muram jantung waktu. Sedang aku, masih menyulam kain rusak di antara tunggu; meski terbata-bata aku dalam menuju.

Mungkin benar, dalam hidup perlu merasa mati sebelum akhirnya dalam kedip yang dikedap sunyi, perihal terjadi pahit atau manis adalah kesadaran diri. Di mana bulan membuka matanya: bahwa serius dalam upaya juga perlu pada siapa; supaya tak belukar pandangan; mekar bunga setiap jalan.

Apa mungkin; dihidup ini memang perlu persetujuan dan rela, kita meresmikan lapang dada atas segala kenyataan yang menimpa. Bahwa kehilangan juga bentuk syukur paling mulia yang tak semua manusia menerima, siapa adalah apa yang dibentuk oleh kita, jatuh dan cinta adalah dua hal yang sama pentingnya; mengandung masing-masing makna.

Pemalang, 14 Desember 2024
(A.A)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun