Kelebihan gizi atau yang biasa juga disebut dengan obesitas (overweight) adalah kondisi dimana seseorang mengalami berat badan yang lebih dari berat badan ideal yang terjadi karena kelebihan asupan energi yang masuk kedalam tubuh dan tersimpan dalam bentuk cadangan berbentuk lemak, hal ini cukup berbahaya sebab mengancam kesehatan masyarakat.Â
Biasanya kerap terjadi karena seringnya mengkonsumsi makanan siap saji (junk food). Masalah gizi lebih muncul pada kisaran tahun 1990-an, berdasarkan laporan gizi global pada tahun 2018 Indonesia berada didalam 17 negara yang termasuk memiliki permasalahan gizi dimana salah satunya adalah obesitas.Â
Apabila obesitas ini sudah dialami oleh seseorang sedari balita dan tidak segera diatasi maka mereka akan rentan terkena penyakit saat tiba dewasa, karena penyakit obesitas ini berkaitan dengan penyakit stroke, penyakit jantung, dan diabetes. Untuk mengetahui golongan berat badan yang ideal hingga tidak sehat dapat menggunakan perhitungan BMI atau indeks masa tubuh, dihitung dengan cara berat badan dalam satuan kilogram dibagi dengan tinggi badan dalam satuan meter kuadrat.Â
Dan pada perhitungan teresebut dapat dikatan obesitas bila angka jumlah perhitungan melebihi 30.
  Kelebihan berat badan yakni obesitas memiliki banyak faktor lain disamping itu seperti :
- Faktor GenetikÂ
 Gen pada seseorang dapat mempengaruhi karena lemak tubuh yang tersimpan dan di distribusikan.
- Gaya Hidup (life style)
Gaya hidup yang buruk juga menjadi penyebab terjadinya obesitas seperti pola makan yang tidak teratur, gizi tidak seimbang, dan kebiasaan dari keluarga yang temurun sebab biasanya sekeluarga akan memiliki kebiasaan serta aktifitas yang sama.
- Kurang Aktifitas Fisik
Tubuh yang tidak aktif beregerak dan jarang melakukan olahraga sekalipun ringan maka tidak banyak kalori yang akan terbakar. Sedangkan pemasukan dalam tubuh lebih banyak dari yang dikeluarkan maka akan terjadinya kenaikan berat badan.
- Masalah Kesehatan dan Pengobatan Tertentu
Macam macam bentuk pengobatan yang diterapkan pada beberapa orang bisa menyebabkan kenaikan berat badan maka dari itu harus diimbangi dengan olahraga seperti efek dari obat-obatan untuk kejang, antidepresan, obat diabetes (insulin), obat antipsikotok, beta-blocker, steroid, dan lainnya. Masalah kesehatan pada atritis juga disarankan untuk membatasi aktifitasnya.
- Faktor Usia
Seiring berjalannya waktu juga usia maka akan terjadi banyak perubahan pada diri juga hormone pada tubuh. Semakin dewasa berat badan akan semakin susah menurun, masa kadar otot juga ikut menurun, yang mengakibatkan pengaruhnya terhadap sistem imunitas tubuh. Seseorang dengan bawaan semacam ini akan kesulitan menurunkan berat badan, jadi harus mengatur jumlah makanan yang masuk kedalam tubuh.
- Jam Tidur yang Berantakan
Hormon pada tubuh juga akan ikut berubah apabila jam tidur berkurang ataupun kelebihan tidur, yang dapat menyebabkan nafsu makan menjadi meningkat alhasil terjadinya kenaikan berat badan.
- Masa Kehamilan
Pada waktu kehamilan berat badan wanita akan meningkat dengan signifikan, dan juga banyaknya wanita yang merasa kesulitan menurunkan berat badan pada saat setelah melahirkan sekalipun.
 Peningkatan masalah gizi lebih ini terjadi pada kelompok masyarakat tertentu seperti di kota kota besar sesuai kemajuan teknologi informasi dan globalisasi ekonomi yang menyebabkan perubahan dalam lifestyle (gaya hidup) terutama pola makan. Normal pola makan tradisional adalah tinggi karbohidrat, serat kasar, dan rendah lemak. Kini berubah menjadi rendah karbohidrat rendah serat, dan tinggi lemak sehingga menggeser menu makanan ke arah yang tidak seimbang. Juga disertai oleh berkurangnya aktifitas fisik masyarakat sehingga menyebabkan nya masalah gizi berlebih.
Gejala-gejala gizi lebih, meliputi :
- Berat badan yang kian menaik hingga drastis
- Ukuran tubuh yang terlihat gemuk atau membesar
- Nafas terasa menjadi berat, kegagalan pernafasan apabila terlanjur parah
- Sering merasa nyeri pada sendi dan otot
- Selalu merasa lelah
Cara mengatasi obesitas dapat diatasi dengan bekerja sama bersama ahli gizi, terapis, serta staff kesehatan. Terapi yang dapat dilakukan diantaranya adalah :
- Perubahan Gaya Hidup dan Perilaku
Mencari edukasi tentang makanan yang baik dan bergizi dalam menu makan sehat yang dikonsumsi sehari-hari juga mengikuti program olahraga yang terstruktur untuk membangun kekuatan, daya tahan tubuh, dan metabolisme. Tidak lupa untuk atur emosi, mengatasi kecemasa, stress atau depresi, dan nafsu makan yang tidak terkontrol karena tekanan emosional.
- Olahraga Secara Rutin
Olahraga dapat dilakukan minimal 2-3 kali dalam seminggu dapat berupa jalan sehat, berenang, hingga bersepeda.
- Mengkonsumsi Makanan Sehat
Makan makanan 4 sehat 5 sempurna juga rendah lemak seperti contoh buah-buahan, sayuran, atau gandum. Kurangi konsumsi cemilan berlebihan dan batasi penggunaan garam, gula, minyak.
- Mengontrol Pola Makan
Pola makan yang baik menerapkan 3J, yaitu tepat jumlah, tepat, jenis, dan tepat jadwal.
- Konsisten Memantau Berat Badan
Rutin periksakan berat badan minimal seminggu sekali untuk mengetahui perkembangan yang terjadi pada berat badan guna mempermudah apabila terjadinya kenaikan berat badan yang mungkin saja melonjak secara tiba tiba.
Dari semua penanggulangan yang dapat diketahui bahwa kunci utama mengatasi masalah gizi lebih adalah dengan menyeimbangkan masukan dengan pengeluaran melalui pengurangan makanan yang berlebih dan aktifitas fisik serta menghindari stress.Â
Membatasi konsumsi karbohidrat, lemak yang tinggi, dan minuman beralkohol guna menyeimbangkan pemasukan energi.Â
Disamping itu diperlukan peningkatan teknologi pengolahan makanan tradisional Indonesia siap saji sehingga makanan tradisional yang lebih sehat ini dapat disajikan dengan menggunakan bentuk kemasan yang dapat menyaingi bentuk kemasan makanan luar hingga cara penyajiannya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI