Mohon tunggu...
DodiWidia Nanda
DodiWidia Nanda Mohon Tunggu... Dosen - Ancora Imparo: I'm still learning: saya masih belajar

Pembelajar selamanya

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tuah "Sang Badak" yang Diharapkan Kemanjurannya (Lagi)

26 Februari 2018   19:48 Diperbarui: 26 Februari 2018   20:11 968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gennaro Ivan Gattuso, begitu nama lengkap pria kelahiran Corigliano Calabro, Italia, 40 tahun silam ini. Loyalitas pesepakbola yang sangat populer dengan sebutan "Sang Badak" ini tak perlu diragukan lagi terhadap AC Milan, baik sebagai pemain ketika itu maupun saat menjadi pelatih saat ini. Prestasinya sebagai pesepakbola baik kala memperkuat Timnas Italia maupun I Rossoneri, julukan khas tim merah hitam, AC Milan, juga tak boleh dipandang enteng. Terbukti, gelar bergengsi sekelas Piala Dunia berhasil dia persembahkan untuk Timnas Italia pada tahun 2006 silam. 

Sedangkan, bersama AC Milan, prestasi pemain yang suka meledak-ledak saat di lapangan ini jauh lebih mentereng, berbagai gelar domestik dan Eropa adalah bukti sahih, bahwa pemain yang berposisi sebagai Midfielder ini bukanlah pemain sembarangan. Determinasi, daya jelajah tinggi, keras dan tak mau mengalah saat duel head-to-head dengan pemain lawan, adalah kekuatan utama pemain yang digadang-gadang sebagai gelandang bertahan terbaik Italia dan Dunia pada masanya. Berkat kelebihan-kelebihan diatas jualah, julukan "Sang Badak" disematkan kepada Gattuso.

Bersama Para Kompatriotnya, Membawa AC Milan Sebagai Salah Satu Klub Paling Populer Pada Masa 2000-an. Pada tempo 2000-an awal, pecandu sepakbola mana yang tidak mengenal nama besar AC Milan, mentereng di Liga domestik dan menjadi Klub Italia yang paling banyak merengkuh gelar Liga Champion Eropa, adalah alasan-alasan nyata bahwa klub sekota Inter Milan ini wajib diidolai oleh para pecandu sepakbola kala itu. 

Betapa tidak, keberadaan pemain-pemain top dunia seperti penjaga gawang, Nelson Dida, defender-defender tangguh seperti Maldini, Nesta, Costacurta, Stam, Cafu hingga Serginho, adalah garansi lebih bahwa pertahanan Milan sangat sulit untuk ditembus oleh klub manapun waktu itu. Tak cukup sampai disitu, di lini tengah, keberadaan pemain-pemain seperti Gattuso, Pirlo, Ambrosini, Rui Costa, Seedorf, Rivaldo dan yang paling fantastik tentunya penyihir lapangan hijau sekelas Ricardo Kaka, adalah jaminan bermutunya kreasi lapangan tengah AC Milan. 

Bahkan, di posisi striker, kecepatan Shevchenko, kejeniusan Inzaghi dan kelihaian Crespo dalam mencari ruang kosong di sektor depan adalah jaminan pasti bahwa AC Milan tidak akan pernah krisis gol di masa itu. Dengan keberadaan pemain-pemain tersebutlah, yang membuat para pecinta sepakbola, termasuk saya sendiri sebagai penulis, sangat mengidolai klub yang bermarkas di San Siro ini.

Jebloknya Prestasi AC Milan Setelah Habisnya Masa Keemasan Gattuso CS Sebagai Pemain, Membawa Gattuso Kembali Berpetualang di San Siro sebagai juru taktik.

Selepas habisnya masa keemasan para pemain seperti Gattuso, Inzaghi, Sedorf, Nesta, Maldini dan lain-lain, hingga ditinggalkan oleh pemain-pemain berkelas seperti Kaka, Pirlo hingga Shevchenko, lambat laun permainan AC Milan pun semakin tertinggal dari Klub lain. Jangankan untuk berbicara banyak di pentas Eropa, di Ranah Italia saja, AC Milan pun sekarang hanya mampu menjadi tim medioker, yang mana untuk menembus pentas Eropa saja sangat sulit untuk dilakukan. Berbagai cara telah coba dilakukan untuk mengangkat kembali nama besar AC Milan di dunia sepakbola. 

Yang paling anyar, tentu dengan kedatangan pengusaha kaya raya dari China, bernama Yonghong Li, yang mengambil alih kepemilikan AC Milan dari Mantan Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi. Tak tanggung-tanggung, dana bejibun dihamburkan untuk membeli para pemain muda berkualitas, untuk mengangkat kembali prestasi AC Milan, yang pada saat kedatangan awal pengusaha dari China ini, dilatih oleh mantan pemain Serigala Ibu Kota, AS Roma, yaitunya Vicenzo Montella. 

Sempat membaik di musim-musim awal, Namun apalah daya, prestasi Milan di tangan Montella kembali nyungsep ke titik nadir. Sang taipan dari China, yang notabene pemilik klub, tak mau berspekulasi lebih lama. Sosok Gattuso kembali didatangkan ke kandang merah hitam, namun kali ini bukan sebagai pemain lagi, tapi sebagai peramu anyar AC Milan.  Akankah tuah "Sang Badak" sama manjurnya saat menjadi pemain maupun pelatih di AC Milan? Sebagai Milanisti sejati, jawaban dan pembuktian dari "Sang Badak" sangat menarik untuk ditunggu, hehe.

Salam, Dodi Widia Nanda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun