Mohon tunggu...
maharani pertiwi
maharani pertiwi Mohon Tunggu... -

orang indonesia yang pengen melihat indonesia

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Dieng

14 Maret 2012   10:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:03 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rabu, 14 Maret 2012, pukul 08.30 dengan bermodal kenekadan yang tinggi dan seratus ribu rupiah, akhirnya kuberanikan menaiki bis Maju Makmur jurusan Semarang via Wonosobo. Lambatnya bis ini, kendaraan yang sudah tua dan jalanan yang sedikit berliku dan menanjak membuatnya tertinggal dengan bis - bis lain yang masih baru. Sudah lelah dan panas punggungku selama 3 jam yang menyiksa di dalam kendaraan umum ini, 'lebih baik naik bis Purwokerto - Wonosobo saja yang lebih cepat' pikirku dalam hati. Akhirnya sampai juga di kabupaten Wonosobo kurang lebih jam 12 sian, harusnya turun di terminal, tapi keneknya diam aja, jadi nyasar entah dimana. Untungnya ada bis penolong yang segera lewat, (padahal ngak tahu jurusan mana, keneknya bilang puter ). Setelah melewati beberapa tikungan ada bis yang ke Dieng, langsung aja turun dan naik bis tersebut.

Akhirnya bernafas lega, duduk nyaman di mini bis Dieng, ternyata masih lama sekali perjalanannya. Melewati beberapa sekolah, masjid, dan kelurahan, kemudian tikungan, menanjak. Hawa dingin mulai menyentuh kulit, jaket yang dipakai seakan menjadi tipis. Melewati sekelompok petan ubi dan kentang yang sedang mengangkut hasil pertanian mereka. Orang laki - laki memakai jaket dan sarung, sementara yang perempuan memakai kain untuk membungkus tubuh mereka.

Jam 1.15, sampai juga di Dieng, Datarang Tinggi Dieng 2000 m dpl, tertinggi ke 2 didunia setelah nepal, dengan suhu 15-20 derajat Celcius. Kata pertama yang tepat untuk daerah ini adalah "dingin", tapi ada juga berangin dan ketinggan. Sebotol pocar sweat kecil dan bakso dengan kuah yang mengepul menjadi santapan pertama di negeri para dewa ini. Sempat berbincang - bincang dengan pemilik warung bakso yang ramah itu, kemudian melanjutkan perjalanan ke Candi Arjuna, kawasan yang menark perhatian saya untuk kesini. Sebenarnya tiket masuk objek wisata untuk 2 lokasi, Candi dan Kawah, tapi berhubung waktu yang tidak memungkinkan pilihan yang paling bijak adalah memuaskan diri di Candi Arjuna.

Arjuna, Semar, Srikandi, Puntadewa, dan Sembadra menjadi candi - candi yang sudah dipugar oleh Jero Wacik 28 Juli 2008 lalu. Entah mengapa ada candi Semar dan Puntadewa disini, kalau Arjuna memang ia mempunyai banyak istri dan Srikandi dan Sembadra istri - istri dari Arjuna yang terkenal. Angin tak bisa diajak komprom, semakin lama disini semakin dingin menusuk tulang. Langit pun tertutup mendung dan menghalangi matahari tuk menyinari komples Cand kebanggaan Banjarnegara dan Wonosobo. Setelah berpuas mengambil gambar disana - sini, dan waktu yang sudah mulai sore, mau tak mau harus mengakhiri perjalanan di dataran tinggi ini.

Naik mini bis dari depan objek wisata Candi Arjuna, tak peduli seberapa bangku yang kosong, sang kenek dan supir masih saja mengangkut penumpang dan bawaannya, seperti sayur mayur dan alat pertanian. Jalan pulang lebih cepat dari jalan berangkat, tapi lebih menakutkan juga, dari belakang supir terlihat turunan yang tajam disertai tikungan, belum lagi sisupir yang masih bisa sms-an sambil membawa kendaraan umum ini. Masuk dikota Wonosobo, yang bersih penumpang juga ikut turun satu persatu. Turun dipertigaan, kembali menanti bis selanjutnya, trayek Wonosobo - Purwokerto. Duduk manis dalam kecemasan, sama dengan waktu berangkat, bis ini juga jalannya lambat, hanya beberapa kali melaju dengan kencang, setiap 5 menit, sang kenek menerima telfon, mengatakan posisi bis sebelum dan sesudah bis mereka. Hampir senja sampai di Purbalingga, lampu - lampu jalan dan pertokoan sudah mulai dinyalakan. Senja mulai turun, dan gelap mulai menutup langit, terima kasih batara Surya, tak hujan hari ini juga tak terlalu menyengat sinarmu...

Rincian biaya kali ini :

rumah - terminal Purbalingga 3rb

Purbalingga - Wonosobo 15 rb

Mini bus 1 (nyasar) 2 rb

Mini bus 2 (Wonosobo - Dieng) 8 rb

Pocari + Bakso (rasa baksonya aneh) 11.500

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun