Untuk sampai ke Wat Arun kita harus menyeberang dengan menggunakan perahu penyeberangan dengan harga tiket 3 baht (900 rupiah). Dengan membayar tiket seharga 50 baht (15.000) kita bisa masuk ke Wat Arun dan bisa naik ke kuilnya. Berhati-hatilah ketika menapaki tangga kuil ini karena cukup curam, tetapi setelah sampai di atas semuanya akan terbayar dengan pemandangan yang indah sungai Chao Phraya dan sebagian Kota Bangkok. Setelah puas menikmati pemandangan indah Wat Arun akhirnya saya mengakhiri kunjungan saya di kuil cantik ini. Saya pun bergegas untuk naik perahu penyeberangan supaya bisa mengambil pemandangan Wat Arun di saat sunset dari seberang sungai. Ternyata saya beruntung (lagi) karena saya masih bisa mendapatkan suasana sunset Wat Arun yang eksotis , :):).
Kunjungan saya berikutnya adalah Wat Pho, Khaosan Road, dan Golden Mountain. Sebenarnya masih ada satu tempat wajib dikunjungi saat kita berada di Bangkok yaitu Grand Palace dan Wat Phra Kaew yang jaraknya cukup dekat dengan Wat Pho. Tetapi karena saya sudah pernah mengunjunginya di tahun 2007 dan dengan pertimbangan harga tiket masuknya yang 300 baht (100 ribu rupiah) akhirnya saya putuskan untuk tidak merelakan uang 300 baht keluar kantong saya JJ. Tetapi sebenarnya harga tiket 300 baht tersebut worth it banget dengan keindahan dan kemegahan yang ditawarkan oleh Grand Palace. Dengan harga tiket tersebut anda juga bisa masuk ke Vimanmek Mansion dan Abhisek Dusit Throne Hall yang berlokasi di daerah Dusit. Saya sempat diberitahu sama Sukri bahwa untuk orang Thai sendiri tidak dipungut biaya alias gratis untuk masuk Grand Palace, bahkan dia bilang kalau wajah saya mirip banget dengan orang Thai seraya menunjukkan pintu yang mana yang harus saya masuki karena ternyata ada dua pintu yang berbeda antara turis dan penduduk lokal. Meskipun demikian saya tidak jadi masuk ke Grand Palace karena takut diajak berbicara pakai bahasa Thai dan saya tidak bisa jawab pasti akan sangat memalukan, hehe. Apalagi kalau kita berada di negeri orang kita akan membawa nama Indonesia, jadi baik-baiklah selama kita berada di negeri orang, :):).
Setelah mengunjungi Wat Pho dengan patung Budha tidur yang super besar berwarna kuning keemasan saya lalu naik bis kota murah meriah menuju ke Khaosan Road. Sempat saya bingung dan disoriented dalam membaca peta meskipun sudah memasang kompas tetap saja tidak bisa menemukan Khaosan Road, tetapi untunglah ada seorang solo traveller cewek asal Korea yang lewat dan menunjukkan jalan menuju Khaosan Road. Setelah mengikuti petunjuk cewek tadi akhirnya sampai juga saya di Khaosan Road. Keadaan pusat backpacker Bangkok ini mirip sekali dengan jalan Malioboro di Jogjakarta tetapi lebih kecil. Di kanan kiri jalan banyak terdapat hotel-holet murah, travel agent, penjual pakaian dan souvenir ala Thai, warnet dan lain-lain. Yang membedakan antara Khaosan Road dan Malioboro adalah andong dan tuk tuk, :):). Bangkok memiliki satu taksi lagi yang mirip sekali dengan bajaj tetapi lebih gaul. Tetapi sayangnya saya belum sempat mencoba naik tuk tuk ini.
Setelah dari Khaosan road tujuan saya berikutnya adalah The Golden Mountain yaitu sebuah kuil yang berdiri di atas salah satu bukit di kota Bangkok. Stupa kuilnya begitu besar dan berwarna kuning emas sehingga disebut The Golden Mountain. Kita harus mendaki anak tangga sedikit memutar yang di salah satu sisinya tergantung beberapa lonceng yang cukup keras bunyinya ketika logam yang tergantung di bagian dalam digerakkan ke kiri dan ke kanan. Bunyi lonceng bersahut-sahutan dan bergaung dengan alunan musik dan suasana dibuat mirip sekali dengan suasana kuil-kuil Shaolin di film-film China. Di dalam kuil banyak sekali orang-orang lokal yang sedang bersembahyang. Pemandangan indah 360 derajat kota Bangkok bisa kita lihat dari sini. Untuk pengunjung juga disediakan teropong dan saya sempat mencoba mengamati pemandangan kota dari teropong tersebut.
Setelah keluar dari Golden Mountain saya melihat ternyata ada pear/dermaga yang terletak di sebelah kuil. Sungainya cukup kecil sehingga perahu-perahu yang digunakan untuk mengangkut penumpang dibuat kecil tetapi memanjang (long tail boat). Di dalam perahu disediakan kursi-kursi penumpang yang cukup nyaman. Harga tiketnya juga tidak mahal sekitar 9 baht (2700 rupiah) untuk tujuan saya ke Pratunam yang merupakan kompleks perbelanjaaan terlengkap di kota Bangkok. Pada pemberhentian pertama di Talad Bo Bae market banyak sekali ibu-ibu yang membawa berbagai belanjaan naik ke perahu. Semakin mendekati daerah Pratunam terlihat semakin banyak muda mudi berpakaian trendy yang kelihatannya mau ngeceng di mall naik long tail boat ini. Saya hanya tersenyum melihat anak-anak gaul ini naik perahu yang akan menuju ke mall tujuan mereka. Sempat terpikir juga bahwa Jakarta juga memiliki sungai Ciliwung yang sebenarnya bisa juga dimanfaatkan untuk sarana transportasi seperti di Bangkok ini, tetapi lagi-lagi kekecewaan melanda saya melihat kenyataan sungai Ciliwung tidak dimanfaatkan untuk sarana transportasi melainkan dipakai untuk pembuangan sampah !! Capek deh :):)