Mohon tunggu...
PERSKOM
PERSKOM Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Media

Pers dan komunikasi Pramuka UIN Bandung

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Fotografi Dasar: Memahami Segitiga Eksposure untuk Hasil Terbaik

11 November 2024   20:23 Diperbarui: 11 November 2024   20:23 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Koran Perdjoengan 

Dalam dunia fotografi, salah satu teknik dasar yang harus dipahami untuk menghasilkan foto terbaik adalah segitiga eksposur. Konsep ini menjadi fondasi dalam menciptakan gambar sesuai keinginan, baik dari segi pencahayaan, kedalaman bidang, maupun ketajaman gambar. Banyak fotografer pemula yang masih bingung dengan konsep segitiga eksposur dalam menghasilkan foto optimal. Oleh karena itu, penting memahami hubungan antara ketiga elemen dalam segitiga eksposur: ISO (sensitivitas cahaya), aperture (bukaan), dan shutter speed (kecepatan rana).

Sumber : Koran Perdjoengan 
Sumber : Koran Perdjoengan 
1. ISO (Sensitivitas Cahaya) : ISO mengontrol sensitivitas sensor kamera terhadap cahaya. Nilai ISO rendah (seperti 100 atau 200) membuat sensor kurang sensitif terhadap cahaya, cocok untuk situasi dengan cahaya terang. Nilai ISO tinggi (seperti 800, 1600, atau lebih) berguna dalam kondisi minim cahaya, tetapi berisiko menghasilkan noise atau grain yang lebih banyak pada foto.

Sumber : Wordpress.com
Sumber : Wordpress.com
2. Aperture (Bukaan): Aperture atau bukaan lensa adalah seberapa besar diafragma lensa terbuka saat memotret. Nilai aperture ditunjukkan dengan f-stop (f/1.8, f/2.8, f/4, dan seterusnya) dan berpengaruh pada kedalaman bidang (depth of field), yang menentukan seberapa tajam latar depan dan belakang subjek. Aperture besar (angka f kecil, seperti f/1.8) membiarkan lebih banyak cahaya masuk dan menghasilkan latar belakang kabur (efek bokeh), sedangkan aperture kecil (angka f besar, seperti f/11) membuat lebih banyak elemen dalam foto terlihat tajam.

Sumber : 
Sumber : 
3. Shutter Speed (Kecepatan Rana): Shutter speed adalah durasi waktu kamera membuka dan menutup rana. Shutter speed berpengaruh langsung pada bagaimana gerakan tertangkap dalam foto. Shutter speed cepat (misalnya 1/500 detik) digunakan untuk membekukan gerakan, sedangkan shutter speed lambat (misalnya 1/30 detik) dapat menciptakan efek gerakan seperti jejak cahaya atau blur.

Mengatur keseimbangan dalam segitiga Eksposure:

Ketiga elemen ini ISO, aperture, dan shutter speed saling berinteraksi dalam menciptakan eksposur yang tepat. Misalnya, jika Anda ingin memotret dengan aperture besar (f/1.8) untuk menciptakan efek bokeh, Anda mungkin perlu menggunakan shutter speed cepat untuk menghindari cahaya berlebih. Sebaliknya, dalam situasi minim cahaya, meningkatkan ISO dapat membantu, tetapi perlu hati-hati agar noise tidak terlalu dominan.

Memahami segitiga eksposur adalah langkah penting untuk menguasai teknik fotografi. Dengan memahami hubungan antara ISO, aperture, dan shutter speed, Anda akan lebih fleksibel dalam menangani berbagai kondisi pencahayaan dan mendapatkan hasil foto sesuai keinginan. Fotografi bukan hanya soal teknologi, tetapi juga kreativitas dan eksperimen. Jadi, jangan takut untuk terus mencoba dan menemukan gaya fotografi terbaik Anda!

Penulis : Pahrian 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun