Kehidupan Chairil pada masa penjajahan Jepang pada waktu itu tidak bisa dibilang mudah. Terlebih lagi, dia harus membiayai kehidupan dirinya dan ibunya, dan kemudian juga istri dan anaknya. Ditambah lagi, ia dan ibunya tidak lagi menerima kiriman uang dari ayahnya. Hidup dalam situasi sulit tentu saja membuat Chairil mencari berbagai cara untuk bertahan hidup. Selain dari bantuan rekan-rekannya, kerap kali dia juga menjual barang milik kawannya tanpa pemberitahuan. Hal ini tertulis dalam buku pada bagian "Lontang-lantung di Batavia".
Meski kehidupannya sulit, kecintaan Chairil pada buku tidak pernah ia tinggalkan. Walaupun buku-buku yang didapatnya itu adalah hasil mencuri dari toko-toko buku ataupun buku milik rekannya (termasuk buku-buku milik H.B Jassin). Ia berdalih meminjam buku-buku tersebut, tetapi ada yang dikembalikan, ada juga yang tidak. Kebiasaannya adalah membawa map kemana-mana. Map itu berisi kertas-kertas baik sajak-sajak miliknya sendiri ataupun orang lain, dan juga sobekan-sobekan buku yang entah dia dapatkan dari mana.
Seperti pada buku-buku seri Tempo yang lainnya. Buku yang mengupas tentang Chairil Anwar ini dibuat dengan sangat menarik dan berisi. Terlihat jelas tim penyusun buku ini bekerja berdasarkan studi pustaka dan wawancara langsung orang-orang yang berkaitan erat dengan Chairil Anwar. Buku ini juga dilengkapi dokumentasi baik foto-foto lama sosok Chairil Anwar, tempat-tempat yang berkaitan, sosok-sosok terkait, dan juga beberapa potongan kertas berisi sajak yang ditulis oleh Chairil Anwar.
Buku ini sangat menarik dan cocok dibaca oleh semua kalangan. Kehadirannya melengkapi buku-buku lain terkait Chairil Anwar, sehingga dapat memperjelas pemahaman kita tentang sosok pelopor angkatan 45 dalam sastra Indonesia. Untuk mengenal lebih dalam tentang Chairil Anwar, rasanya membaca biografinya saja tidaklah cukup. Ada baiknya kita juga membaca hasil karya sajak-sajak Chairil Anwar yang fenomenal.
Dibuat Oleh: Leonardus Seno A.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H