Fenomena kenaikan harga ini tidak terlepas dari beberapa faktor. Pertama, pengaruh besar Lisa sebagai ikon K-pop global yang memiliki basis penggemar yang sangat loyal. Penggemar yang melihat idolanya menggunakan barang tertentu akan cenderung mengikuti tren tersebut, menciptakan lonjakan permintaan yang tiba-tiba. Dalam kasus Labubu, stok yang terbatas tidak bisa memenuhi lonjakan permintaan tersebut, yang menyebabkan harga melonjak di pasaran.
Kedua, sifat eksklusif dari produk tersebut juga turut berperan. Labubu diproduksi dalam jumlah terbatas dan dirilis dalam edisi tertentu, sehingga semakin sulit didapat, semakin tinggi pula nilainya di mata kolektor. Ketika ada satu produk yang menjadi viral, permintaan biasanya jauh melebihi pasokan, yang pada akhirnya mendorong harga ke level yang jauh lebih tinggi dari harga asli.
Ketiga, adanya spekulasi di kalangan reseller turut memperparah situasi. Reseller yang melihat peluang akan membeli dalam jumlah besar dan kemudian menjualnya kembali dengan harga yang jauh lebih tinggi. Hal ini juga terjadi pada Labubu, di mana reseller berusaha mengambil keuntungan dari tren yang sedang naik daun ini.
Pertanyaan selanjutnya adalah apakah lonjakan harga ini akan bertahan lama atau hanya fenomena sementara. Seperti tren pada umumnya, harga barang-barang yang viral karena selebriti biasanya akan stabil kembali setelah beberapa waktu, terutama ketika permintaan mulai turun. Namun, dalam kasus Labubu, sifat koleksi yang eksklusif dan keterbatasan produksi mungkin akan membuat harga tetap tinggi, terutama untuk edisi-edisi yang lebih langka.
Seperti yang terjadi pada banyak barang koleksi lainnya, nilai Labubu di mata kolektor akan ditentukan oleh kelangkaan dan statusnya sebagai barang edisi terbatas. Selama permintaan dari penggemar dan kolektor tetap tinggi, harga boneka ini kemungkinan tidak akan turun dalam waktu dekat.
Fenomena kenaikan harga boneka Labubu setelah dipakai oleh Lisa BLACKPINK menjadi contoh nyata bagaimana selebriti dapat mempengaruhi tren dan pasar. Dalam hitungan hari, harga Labubu yang sebelumnya stabil melonjak drastis akibat permintaan yang tiba-tiba meningkat. Dengan pengaruh besar Lisa sebagai ikon K-pop global, Labubu berubah dari sekadar mainan koleksi menjadi barang mewah yang diburu banyak orang.
Namun, seperti halnya tren lainnya, lonjakan harga ini mungkin tidak akan bertahan lama. Meski begitu, bagi para kolektor, memiliki Labubu sekarang berarti memiliki lebih dari sekadar mainan; ini adalah bagian dari sejarah pop culture yang diwarnai oleh pengaruh besar K-pop dan kekuatan selebriti seperti Lisa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H