Mohon tunggu...
Pernah Duda
Pernah Duda Mohon Tunggu... Musisi - Penghibur

Ngomongin Budaya Populer. Yang santai-santai aja.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal Labubu, Boneka Viral yang Jadi Koleksi Lisa Blackpink

17 September 2024   09:45 Diperbarui: 17 September 2024   11:05 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam beberapa bulan terakhir, ada satu fenomena yang menghebohkan para kolektor dan penggemar barang-barang unik, yaitu boneka bernama Labubu. Popularitasnya semakin meroket setelah diketahui bahwa Lisa, salah satu anggota dari grup K-pop terkenal BLACKPINK, juga mengoleksinya. Tapi, apa sebenarnya Labubu itu? Mengapa boneka ini bisa begitu populer dan menjadi incaran banyak orang, bahkan sampai menyebabkan antrean panjang di mal-mal besar?

Labubu adalah salah satu karakter boneka yang diciptakan oleh arsitek dan desainer terkenal asal Jepang, Kasing Lung. Boneka ini memiliki desain yang unik, dengan tampilan menyerupai monster kecil dengan senyum lebar yang khas. Wajahnya yang lucu dan sekaligus menyeramkan menjadi daya tarik utama dari boneka ini. Labubu digambarkan sebagai monster dengan taring yang tajam, namun justru memiliki pesona imut yang membuat orang-orang tertarik untuk mengoleksinya.

Desain Labubu yang eksentrik ini mencerminkan gaya Kasing Lung yang terkenal dengan kreasi karakter-karakter unik yang berada di antara dunia imajinasi dan kenyataan. Boneka ini terbuat dari bahan vinyl berkualitas tinggi dan dirancang dalam berbagai pose serta variasi warna yang menarik. Setiap edisi Labubu sering kali dirilis dalam jumlah terbatas, menjadikannya barang yang eksklusif dan sangat diinginkan oleh para kolektor.

Awalnya, Labubu hanya dikenal di kalangan kolektor mainan dan penggemar barang-barang pop culture di Asia. Namun, seiring dengan waktu, popularitasnya mulai merambah ke pasar internasional, terutama setelah muncul di media sosial dan dibagikan oleh beberapa selebriti, termasuk Lisa BLACKPINK.

Lonjakan popularitas Labubu dapat dikaitkan langsung dengan tren yang dimulai oleh Lisa BLACKPINK. Sebagai anggota dari salah satu girl group terbesar di dunia, apa pun yang dikenakan atau dikoleksi oleh Lisa sering kali menjadi viral dalam sekejap. Ketika Lisa pertama kali memposting tentang koleksi boneka Labubu di media sosial, para penggemarnya langsung bereaksi, dengan banyak yang mulai mencari tahu tentang boneka tersebut dan berusaha memilikinya.

Andrea Wiwandhana, founder dari CLAV Digital, menjelaskan fenomena ini dengan berkata, "Ketika selebriti dengan pengaruh besar seperti Lisa menunjukkan minat terhadap sesuatu, tren itu cenderung tumbuh secara eksponensial. Dalam kasus Labubu, daya tarik unik boneka ini, ditambah dengan dorongan dari fandom besar seperti BLINK (sebutan untuk penggemar BLACKPINK), membuatnya cepat menjadi barang yang sangat diinginkan."

Efek Lisa tidak bisa diremehkan. Koleksi pribadi Lisa yang ditampilkan di media sosial sering kali menjadi inspirasi bagi banyak penggemarnya untuk mengikuti tren tersebut. Ini tidak hanya berlaku untuk fashion atau aksesori, tetapi juga untuk barang-barang koleksi seperti Labubu.

Setelah Lisa memposting tentang Labubu, para penggemar dan kolektor langsung berlomba-lomba untuk mendapatkan boneka tersebut. Hal ini bahkan menyebabkan antrean panjang di berbagai mal di Asia, termasuk di Jakarta, di mana banyak orang dewasa tampak bersaing untuk mendapatkan boneka yang langka ini. Keberadaan jastip (jasa titip) juga semakin memperpanas situasi, dengan beberapa orang rela membayar lebih untuk mendapatkan Labubu yang mereka inginkan melalui perantara.

Salah satu faktor yang membuat Labubu begitu populer adalah budaya koleksi yang semakin berkembang, terutama di kalangan orang dewasa. Dulu, mengoleksi boneka atau mainan mungkin dianggap sebagai hobi anak-anak, namun kini hal itu telah berubah. Banyak orang dewasa, terutama di kota-kota besar, mulai terjun ke dunia koleksi mainan seperti Funko Pop, Bearbrick, dan Labubu. Ini bukan hanya sekadar hobi, tetapi juga bagian dari gaya hidup dan ekspresi diri.

Labubu berhasil memanfaatkan fenomena ini, di mana para kolektor merasa bahwa memiliki edisi-edisi terbatas dari sebuah boneka adalah bentuk prestise tersendiri. Banyak yang rela mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk mendapatkan versi yang paling langka atau yang hanya dirilis dalam jumlah sedikit. Popularitas Labubu semakin meningkat dengan adanya edisi-edisi spesial yang hanya dirilis di acara-acara tertentu atau melalui kolaborasi eksklusif.

Antusiasme ini bahkan sampai membuat orang dewasa berbondong-bondong datang ke mal-mal besar di Jakarta ketika ada acara peluncuran edisi Labubu. Beberapa dari mereka tampak berebut untuk menjadi yang pertama mendapatkan boneka tersebut. Tidak hanya itu, banyak dari mereka yang menggunakan layanan jastip untuk memastikan mereka bisa mendapatkan Labubu sebelum stok habis.

Selain pengaruh besar dari Lisa BLACKPINK, ada beberapa alasan mengapa Labubu begitu disukai oleh banyak orang. Salah satu alasan utamanya adalah desain yang unik dan khas. Labubu bukan hanya sekadar boneka; ia adalah karya seni dalam bentuk mainan. Desainnya yang menggabungkan unsur-unsur imut dan seram membuatnya menarik bagi berbagai kalangan, mulai dari kolektor mainan hingga penggemar seni.

Kasing Lung, sebagai pencipta Labubu, memiliki reputasi yang baik di kalangan penggemar barang koleksi. Karya-karyanya selalu dinanti-nanti karena ia dikenal dengan inovasinya dalam menciptakan karakter yang orisinal dan penuh imajinasi. Setiap Labubu dirancang dengan detail yang sangat hati-hati, membuat setiap boneka tampak hidup dan memiliki karakteristik yang berbeda. Hal ini menambah nilai sentimental dan emosional bagi mereka yang mengoleksi Labubu.

Selain itu, kelangkaan dan eksklusivitas juga menjadi faktor penting dalam kesuksesan Labubu. Setiap rilis edisi baru selalu dibatasi jumlahnya, dan ini membuat para kolektor merasa bahwa memiliki Labubu adalah pencapaian tersendiri. Barang-barang yang langka selalu memiliki daya tarik tersendiri, dan ini juga berlaku untuk Labubu. Semakin sulit didapatkan, semakin besar pula keinginan untuk memilikinya.

Salah satu aspek paling menarik dari fenomena Labubu adalah betapa besarnya antusiasme orang-orang untuk mendapatkan boneka ini. Di Jakarta, misalnya, acara peluncuran Labubu di mal sering kali menarik perhatian banyak orang. Beberapa dari mereka bahkan rela datang lebih awal dan mengantri selama berjam-jam hanya untuk bisa membeli boneka tersebut.

Tidak hanya itu, layanan jastip juga menjadi salah satu cara bagi banyak orang untuk mendapatkan Labubu. Mereka yang tidak bisa hadir di acara peluncuran atau yang tinggal jauh dari lokasi peluncuran akan menggunakan jastip sebagai alternatif. Hal ini menunjukkan betapa tingginya minat terhadap Labubu, hingga orang-orang bersedia mengeluarkan uang lebih demi mendapatkan boneka ini.

Dengan pengaruh besar dari Lisa BLACKPINK dan daya tarik unik yang dimiliki Labubu, sepertinya popularitas boneka ini belum akan meredup dalam waktu dekat. Setiap rilis baru selalu dinanti-nanti oleh para kolektor, dan kehadiran edisi-edisi terbatas membuat Labubu semakin diminati. Selama tren koleksi mainan dan budaya pop masih berkembang, Labubu tampaknya akan terus menjadi salah satu ikon yang disukai banyak orang.

Bagi para penggemar Lisa dan kolektor mainan, memiliki Labubu adalah lebih dari sekadar memiliki boneka; ini adalah bentuk penghargaan terhadap seni, desain, dan kreativitas. Fenomena Labubu membuktikan bahwa di dunia modern, apa pun yang bersifat unik dan orisinal selalu memiliki tempat tersendiri di hati para penggemarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun