Dalam beberapa bulan terakhir, ada satu fenomena yang menghebohkan para kolektor dan penggemar barang-barang unik, yaitu boneka bernama Labubu. Popularitasnya semakin meroket setelah diketahui bahwa Lisa, salah satu anggota dari grup K-pop terkenal BLACKPINK, juga mengoleksinya. Tapi, apa sebenarnya Labubu itu? Mengapa boneka ini bisa begitu populer dan menjadi incaran banyak orang, bahkan sampai menyebabkan antrean panjang di mal-mal besar?
Labubu adalah salah satu karakter boneka yang diciptakan oleh arsitek dan desainer terkenal asal Jepang, Kasing Lung. Boneka ini memiliki desain yang unik, dengan tampilan menyerupai monster kecil dengan senyum lebar yang khas. Wajahnya yang lucu dan sekaligus menyeramkan menjadi daya tarik utama dari boneka ini. Labubu digambarkan sebagai monster dengan taring yang tajam, namun justru memiliki pesona imut yang membuat orang-orang tertarik untuk mengoleksinya.
Desain Labubu yang eksentrik ini mencerminkan gaya Kasing Lung yang terkenal dengan kreasi karakter-karakter unik yang berada di antara dunia imajinasi dan kenyataan. Boneka ini terbuat dari bahan vinyl berkualitas tinggi dan dirancang dalam berbagai pose serta variasi warna yang menarik. Setiap edisi Labubu sering kali dirilis dalam jumlah terbatas, menjadikannya barang yang eksklusif dan sangat diinginkan oleh para kolektor.
Awalnya, Labubu hanya dikenal di kalangan kolektor mainan dan penggemar barang-barang pop culture di Asia. Namun, seiring dengan waktu, popularitasnya mulai merambah ke pasar internasional, terutama setelah muncul di media sosial dan dibagikan oleh beberapa selebriti, termasuk Lisa BLACKPINK.
Lonjakan popularitas Labubu dapat dikaitkan langsung dengan tren yang dimulai oleh Lisa BLACKPINK. Sebagai anggota dari salah satu girl group terbesar di dunia, apa pun yang dikenakan atau dikoleksi oleh Lisa sering kali menjadi viral dalam sekejap. Ketika Lisa pertama kali memposting tentang koleksi boneka Labubu di media sosial, para penggemarnya langsung bereaksi, dengan banyak yang mulai mencari tahu tentang boneka tersebut dan berusaha memilikinya.
Andrea Wiwandhana, founder dari CLAV Digital, menjelaskan fenomena ini dengan berkata, "Ketika selebriti dengan pengaruh besar seperti Lisa menunjukkan minat terhadap sesuatu, tren itu cenderung tumbuh secara eksponensial. Dalam kasus Labubu, daya tarik unik boneka ini, ditambah dengan dorongan dari fandom besar seperti BLINK (sebutan untuk penggemar BLACKPINK), membuatnya cepat menjadi barang yang sangat diinginkan."
Efek Lisa tidak bisa diremehkan. Koleksi pribadi Lisa yang ditampilkan di media sosial sering kali menjadi inspirasi bagi banyak penggemarnya untuk mengikuti tren tersebut. Ini tidak hanya berlaku untuk fashion atau aksesori, tetapi juga untuk barang-barang koleksi seperti Labubu.
Setelah Lisa memposting tentang Labubu, para penggemar dan kolektor langsung berlomba-lomba untuk mendapatkan boneka tersebut. Hal ini bahkan menyebabkan antrean panjang di berbagai mal di Asia, termasuk di Jakarta, di mana banyak orang dewasa tampak bersaing untuk mendapatkan boneka yang langka ini. Keberadaan jastip (jasa titip) juga semakin memperpanas situasi, dengan beberapa orang rela membayar lebih untuk mendapatkan Labubu yang mereka inginkan melalui perantara.
Salah satu faktor yang membuat Labubu begitu populer adalah budaya koleksi yang semakin berkembang, terutama di kalangan orang dewasa. Dulu, mengoleksi boneka atau mainan mungkin dianggap sebagai hobi anak-anak, namun kini hal itu telah berubah. Banyak orang dewasa, terutama di kota-kota besar, mulai terjun ke dunia koleksi mainan seperti Funko Pop, Bearbrick, dan Labubu. Ini bukan hanya sekadar hobi, tetapi juga bagian dari gaya hidup dan ekspresi diri.
Labubu berhasil memanfaatkan fenomena ini, di mana para kolektor merasa bahwa memiliki edisi-edisi terbatas dari sebuah boneka adalah bentuk prestise tersendiri. Banyak yang rela mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk mendapatkan versi yang paling langka atau yang hanya dirilis dalam jumlah sedikit. Popularitas Labubu semakin meningkat dengan adanya edisi-edisi spesial yang hanya dirilis di acara-acara tertentu atau melalui kolaborasi eksklusif.