Mohon tunggu...
permata sari
permata sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

jangan pantang menyerah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bahaya Laten Radikalisme di Kalangan Mahasiswa

15 November 2022   06:03 Diperbarui: 15 November 2022   07:11 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Memahami Radikalisme di Kampus

Kata" radikal "berasal dari kata radix yang berarti akar. Maksudnya, radikal dapat bermakna kritis atau berpikir secara komprehensif. Walaupun demikian, ada perbedaan konsep tentang makna radikal dan radikalisme. Dalam pandangan Simon Tormy (Azca, 2013, hal. 25), radikalisme merupakan sebuah konsep yang meletakan posisi sebagai antitesis dari arus utama ( mainstream ). Dalam pandangannya radikalisme tidak memberi makna gagasan atau argumentasi, tetapi lebih pada arah sebuah ideologi atau posisi yang menggugat sesuatu yang telah dianggap mapan, diterima secara umum. Sehingga dalam pandangannya bisa  saja menjadi "radikal" pada satu periode menjadi bersalin pada posisi "mainstream" di era berikutnya  atau era lain. Banyak pakar yang mengemukakan pandangannya tentang akar kemunculan radikalisme, salah satu diantaranya ialah pendapat dari Ummah (2012, hal. 115) yang menyatakan tentang faktor utama yang menjadi sebab kemunculan radikalisme adalah: pertama, adanya tekanan politik penguasa terhadap keberadaannya. Munculnya radikalisme di Indonesia disebabkan oleh adanya otoritarianisme  (Azra, 1996, hal. 18);

kedua, adanya emosi keagamaan atau biasa kita kenal dengan sentimen keagamaan. Hal ini muncul sebagai sebuah solidaritas atas kekerasan atau ketidakadilan terhadap saudara oleh kekuatan tertentu, dengan dalih membela agama, jihad dan mati syahid;

ketiga , faktor kultural

keempat , faktor ideologis antiwesternisme. Dalam hal ini simbol-simbol asing harus dihancurkan demi menegakan syariat Islam;

kelima, faktor kebijakan pemerintah. Ketidakmampuan pemerintah dalam menjaga kestabilan ekonomi dan memberikan kesejahteraan terhadap rakyatnya yang ditopang oleh beberapa faktor baik, faktor ekonomi, politik, budaya, serta penegakan hukum menjadi pemicu adanya gerakan -- gerakan radikalisme;  

keenam , media masa. lontaran yang kurang baik dari media masa barat terhadap Islam , menjadi salah satu alasan munculnya gerakan radikalisme di Indonesia. Namun pertanyaan berikutnya adalah apa alasan kemunculan gerakan radikalisme di kampus? Apa yang menjadi latarbelakang kemunculannya? Gerakan radikalisme di lingkungan kampus ini diawali dengan pemahaman agama yang kurang mendalam dari kalangan mahasiswa, serta adanya fasilitas dukungan dari kondisi biologis mahasiswa yang belum matang (Arifuddin, 2016, hal. 453). Mudahnya mahasiswa mengalami fase krisis identitas menjadi salah satu faktor penentu kecenderungan untuk bergabung dengan kelompok radikal. Menurut Wiktorowicz (2004, hal. 85), dalam situasi 'krisis identitas' seseorang biasanya cenderung lebih mudah mengalami apa yang disebutnya sebagai 'pembukaan kognitif' (cognitive opening) : sebuah fase penting yang dialami oleh seorang aktivis untuk bergabung dengan gerakan radikal, yang lazim diawali dengan sebuah krisis di mana mereka mengalami ketidakpastian, termasuk menyangkut identitas diri, sehingga mereka menjadi mudah menerima kemungkinan ide-ide dan pandangan-pandangan hidup baru. Proses 'pembukaan kognitif' misalnya terjadi sebagai buah dari persinggungan dan pergaulan dengan ajaran-ajaran kelompok Islam radikal, baik yang bercorak politik , salafi  maupun jihadi  (Azca, 2013, hal. 40).

Peran Strategis Perguruan Tinggi dalam Menangani Gerak Radikalisme Mahasiswa

Bentuk kegiatan yang dilakukan oleh Lembaga Kemahasiswaan dilakukan melalui tiga pendekatan yaitu pendekatan keilmuan, kesejahteraan dan keprofesian. Hal ini dipandang sebagai cara yang efektif untuk mencegah paham radikalisme masuk pada dunia kampus karena jika menggunakan pendekatan yang bersifat hukum, hal tersebut dirasa kurang manusiawi dan cenderung bersifat indoktrinasi, maka perlu melakukan pendekatan lain, seperti pendekatan kesejahteraan agar mahasiswa bisa lebih fokus untuk memahami kenegaraan dengan baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendekatan yang dilakukan oleh perguruan tinggi sebagai upaya deradikalisasi pada mahasiswa, tidak hanya dilakukan melalui cara-cara keilmuan dari segi keagamaan atau kenegaraan, akan tetapi menyentuh pada ranah kesejahteraan mahasiswa dan pengembangan profesi mahasiswa.

Mencari solusi  permasalahan nasionalisme.

1. Masa Transformasi dan Transisi. Saat ini ada nilai-nilai yang secara sistematis sedang mempengaruhi seluruh kehidupan manusia di dunia, yaitu liberalisme yang mempraktekkan kapitalisme dalam bidang ekonomi dan praktek demokrasi dalam kehidupan politik. Ke depan kita semakin dituntut menjamin terlaksananya HAM, penegakkan hukum, dan concern lingkungan hidup. Di sisi lain masyarakat Indonesia sedang mengalami pancaroba, banyak terjadi transformasi, misalnya : transformasi dari masyarakat pedesaan menjadi masyarakat perkotaan, masyarakat agraris ke masyarakat industri dan jasa, dari tipologi masyarakat trasdisional ke masyarakat modern, dari masyarakat paternalistik ke arah masyarakat demokratis, dari masyarakat feodal ke masyarakat egaliter , dari makhluk sosial ke makhluk ekonomi. Keseluruhan proses tersebut, menyebabkan sebagian masyarakat mengalami disorientasi nilai. Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang tradisional, dapat mengadaptasi berbagai perubahan, agar dapat hidup dengan bahagia dalam lingkungan baru diperlukan kehadiran Neo Traditional Norm, yaitu nilai-nilai baru yang berakar pada nilai-nilai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun