Mohon tunggu...
Permata Romadhonita
Permata Romadhonita Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa 20 tahun

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tidak Punya Uang

14 April 2013   15:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:12 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukan perkara mudah bagi Ibu Usi, begitu saja kalian menyebutnya, bertahan hidup. Bagaimana tidak, sebagai pegawai negeri golongan tiga, ia harus menghidupi tiga manusia setiap harinya. Akhir minggu tiba, sudah saatnya bagi Bu Usi untuk memberikan uang saku bagi dua anaknya yang masih duduk di bangku perguruan tinggi.

"Ah, ya sudah Buk, besok pagi saja dikasih uangnya. Kan masih besok aku ke Surabaya lagi." "Oke, baiklah." "Lagian percuma saja, Ibu kan sedang tidak punya uang," kata Ima, melengos, sambil menghadap laptopnya lagi. Ia merasa frustasi kenapa masalah finansial keluarganya tidak segera beranjak pergi. Sementara itu, Ibu Usi tetap sibuk memasak, sesekali ia menawarkan teh hangat, atau camilan-camilan yang sudah selesai dibuat kepada anak-anaknya, tak terkecuali Ima. Lama kelamaan Ima merasa tidak enak. Segera ia mendekati ibunya, "Bu, kok nggak sedih sih kalau sedang nggak punya uang?" "Buat apa sedih? Kalau sedih uangnya lantas datang sendiri begitu? Percaya saja Tuhan tidak pernah tinggal diam." Ima terdiam, ia kagum dengan Ibunya. Seperti biasa. Sering kita merasa bingung luar biasa karena tidak punya uang. Segalanya memang butuh uang. Tapi kamu rela ta kebahagiaanmu terenggut hanya karena kamu tidak punya uang. Itu namanya mengkerdilkan Tuhan. Kata Sudjiwo Tejo. gambar diambil dari sini

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun