Mohon tunggu...
Permata Biyan
Permata Biyan Mohon Tunggu... -

Wanita, 16th, blogger.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Hidup dan Air

6 Oktober 2013   18:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:54 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup itu laksana air di puncak gunung
Dapat tertampung namun mudah untuk terjatuh
Tak selamanya puncak dapat menampung air,
dan ada kalanya ia ringkih hingga melesat turun.

Namun, ketika air mengalir deras,
Akankah hidupnya akan berakhir?
Akankah ia terbuang dengan percuma?

Tak ada pertanyaan yang tak memiliki jawaban.
Tak ada gundah gurau yang terbalas sia-sia.
Selalu ada jawaban atas jatuhnya air ke dasar tanah.
Selalu ada alasan mengapa air tak selalu tertampung dengan nyaman.
dan, selalu ada rencana dibalik sebuah bencana.

Hidup itu laksana air dipuncak gunung.
Tertampung dan mengalir dengan rencana besar dibaliknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun