Pikirku, walaupun tidak lolos, saya masih tetap bisa menulis untuk HU Pikiran Rakyat, khususnya PR Minggu. Selama ini, ketika saya di Galura, sering menulis untuk PR Minggu yang waktu itu digawangi Ceu Aam Amilia dan Kang Wan Abbas. Walaupun tidak jadi karyawan, saya masih bisa mendapatkan honor dari PR yang cukup menggiurkan dengan menulis.
Oh ya sekedar catatan, tahun 90-an, PR Minggu telah menjadi tempat menulis para penulis muda berbakat . Redaksi PR juga jadi tempat silaturahmi penulis. Berkat PR Minggu juga saya bisa kenal dengan Hermawan Aksan, Obsatar Sinaga, Sudrajat, Beni Budiman (almarhum), Hariyawan (almarhum), dan beberapa yang lainnya.
Saya juga belajar dari mereka, terutama dari Hermawan Aksan yang waktu itu pun sudah menerbitkan buku cerita anak. Hermawan bahkan pernah datang ke rumah saya di Tanjungsari, Sumedang, Jawa Barat, sambil membawa dua buku ceritanya.
Sayang, walaupun terus belajar, saya tidak bisa seperti Hermawan Aksan. Sampai saya berhenti jadi wartawan. Hehe.
Kembali ke persoalan test, apakah saya lulus?
Di luar dugaan, ketika hasil test dibuka beberapa hari kemudian, saya dinyatakan lulus. Peserta tes saat itu, kalau tidak salah lebih dari seratus orang. Sedangkan yang lolos, hanya 13 orang, termasuk saya. Rekan saya di Galura, Nanang Supriatna yang juga ikut test, bernasib kurang baik; tidak lolos.
Pemred Galura saat itu, Kang Us Tiarsa terlihat kaget mengetahui saya lolos seleksi. Ia mengira, yang akan lulus Nanang Supriatna karena memang Nanang sangat layak masuk PR. Dia lulusan UNS Solo; cerdas pula. Tapi Nanang, sekarang jadi Wapemred di Galura.
Rekan yang lolos semua masih saya ingat. Di antaranya Erwin Kustiman, Irwan Nasir, Nuryaman, Dodo Rihanto, Yedi Supriadi, Abdul Rohim (almarhum, pernah jadi Pemred Fajar Banten), Adang Jukardi, dan Irfan Suryadirja.
Bagaimana selanjutnya? Cerita soal itu, akan saya tulis di tulisan selanjutnya ya. Mudah-mudahan pembaca Kompasiana, berbaik hati mau membaca catatan saya tentang pengalaman menjadi wartawan HU Pikiran Rakyat dan tetek bengeknya, hingga saya pensiun dini tahun 2012. Â Cag!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI