Mohon tunggu...
Aam Permana S
Aam Permana S Mohon Tunggu... Freelancer - ihtiar tetap eksis

Mengalir, semuanya mengalir saja; patanjala

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Beda Prabowo dengan Ma'ruf Amin

15 November 2018   12:10 Diperbarui: 15 November 2018   14:33 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Ada perbedaan cukup jelas antara Calon Presiden Nomor Urut 02 Prabowo Subianto dan Calon Wakil Presiden Nomor Urut 01 Ma,ruf Amin. Setidaknya, perbedaan itu bisa menjadi gambaran bagaimana kedua sosok itu sebenarnya.

Prabowo Subianto, ketika guyonannya soal  "tampang Bayolali" menjadi ribut dan dianggap melecehkan warga Bayolali, dengan kerendahan hatinya, terlepas adanya pengaduan atau tidak, segera meminta maaf.

Prabowo, seperti dibaca dari beberapa media, meminta maaf dengan ikhlas. Ia tidak mau kalimatnya yang sebenarnya sebagai ungkapan rasa humornya, menjadi polemik berkepanjangan.  Apalagi karena ia mengaku, tidak bermaksud melecehkan warga Bayolali dengan humornya itu.

Gejolak, setelah Prabowo memang masih ada. Pengaduan masih berlangsung. Tetapi setidaknya Prabowo sudah melakukan sesuatu yang benar.  Soal pengaduaan masyarakat diproses atau tidak, Prabowo menyerahkan kepada mekanisme yang ada.

Prabowo juga menunjukkan sikapnya sebagai manusia yang bersedia meminta maaf, apabila ucapannya menyinggung banyak orang walau ia tidak berniat menyinggung perasaan siapapun.

Lain Prabowo, lain juga Ma'ruf Amin.

Ketika frasa "buta dan budek" yang diucapkan Ma'ruf Amin yang memang ditujukan untuk lawan politiknya menjadi polemik dan dipermasalahkan oleh Forum Tunaneta Menggugat, Ma'ruf Amin tidak menunjukkan rasa bersalah.  Ia santai saja termasuk ketika forum tersebut memintanya minta maaf atas pernyataannya.

Melalui media berkali-kali Ma'ruf Amin menegaskan bahwa ucapannya samasekali tidak bermaksud menyinggung penyandang disalibilitas. Ia beralasan, frasa buta dan budek itu hanya untuk menggambarkan seseorang yang hatinya buta, tertutup.

Ia juga menyebut, frasa itu tak beda dengan nama lagu Raja Dangdut Rhoma Irama "Buta Tuli". Jadi tidak ada relevansinya sama sekali dengan fisik seseorang atau kaum disabilitas.

Dengan demikian, perwakilan kaom disabilitas untuk sementara tidak akan mendengar Ma'ruf Amin minta maaf atas ucapannya. Setidaknya hingga hari ini, sebab entah esok atau lusa.

Apa yang bisa disimpulkan dari dua kejadian di atas? Ya, setidaknya publik bisa menilai ketokohan dan kenegarawanan Prabowo dan Ma'ruf Amin yang salahsatunya pasti akan jadi pemenang dalam perhelatan pilpres 2019 nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun