Mohon tunggu...
Aam Permana S
Aam Permana S Mohon Tunggu... Freelancer - ihtiar tetap eksis

Mengalir, semuanya mengalir saja; patanjala

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Atraksi Kuda Kosong Cianjur yang Menghipnotis

20 Agustus 2018   15:34 Diperbarui: 20 Agustus 2018   15:37 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kuda bertubuh besar dan berbalut kain hijau itu sebenarnya kosong. Maksudnya, di atasnya tidak ada orang yang sedang duduk sambil memegang kendali, baik anak kecil maupun orang tua.

Akan tetapi, kendati kosong, kuda yang dikawal dua pria berbaju putih itu seperti tengah menahan beban yang cukup berat.  Kuda itu pun tidak mau diam. Terus bergerak. Beberapa kali bahkan terlihat mengarahkan pandangannya ke arah penonton, kemudian mengangguk dan menunduk, seperti memberi hormat.

Itulah atraksi Kuda Kosong di Cianjur, Jawa Barat,  yang biasanya muncul setahun sekali dalam sebuah arak-arakan budaya. Atraksi terakhir, dilihat  pada Helaran Budaya Memperingati Hari Jadi ke 341 Cianjur  bertajuk  "70 Ribu Detik" yang sekaligus didedikasikan untuk memperingati 73 Kemerdekaan RI, baru-baru ini.

Kuda kosong, adalah salahsatu seni tradisi asli Kabupaten Cianjur. Setelah cukup populer hingga tahun delapan puluhan, kuda kosong sempat dilarang tampil dalam berbagai event termasuk event Peringatan Hari Jadi Cianjur yang jatuh pada tanggal 17 Agustus oleh otoritas Agama Islam di Cianjur. Alasannya, atraksi tersebut dinilai musyrik.

Belakangan, setelah berbagai kalangan terutama seniman dan budayan mendesak, Kuda Kosong boleh kembali tampil dalam event penting. Hal itu berlangsung hingga saat ini.

Ada beberapa keterangan soal mengapa kuda yang tampak kosong tapi tampak berat tersebut. Namun semua keterangan itu mengarah kapada kepercayaan masyarakat, bahwa kuda tersebut sebenarnya ditunggangi "seseorang" yakni sesepuh Cianjur yang sudah tiada, Eyang Suryakencana. Sebagian masyarakat percaya, Eyang Suryakencana, turut hadir dalam arak-arakan tersebut, namun tidak bisa dilihat oleh sembarang orang.

Sementara keterangan lain menyebutkan, kuda kosong diadakan, untuk mengenang perjuangan Bupati Cianjur RA Wiratanu,  seorang Dalem Pamoyanan R.A.A. Wiratanudatar II. Dalem ini, dalam sejarah Cianjur dikenal sakti mandraguna serta pembarani.

Ketika Bupati lainnya tidak berani melawan Mataram yang meminta Cianjur menyerahkan upeti seperti beras, lada, Dalem Pamoyanan berani melakukannya. Keberaniannya tersebut ternyata mendapat apresiasi dari Kangjeng Sunan Mataram dengan diberikannya hadiah seekor kuda jantan, untuk pulang dari Mataram ke Cianjur.

Semangat Dalem Pamoyanan itu juga menginspirasi kepada rakyat Cianjur untuk melakukan perang gerilya terhadap Belanda di kemudian hari,  hingga Belanda mundur ke Batavia.

Kuda kosong/dokpri
Kuda kosong/dokpri
Betulkah kuda kosong itu "ditunggangi" leluhur Cianjur? Walohualam bissawab.

Yang jelas, ketika kuda kosong beraksi, masyarakat yang kebetulan menyaksikannya, seakan tersihir. Terpaku, dengan mata tak mau lepas dari sang kuda dan pengawalnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun