Mohon tunggu...
Aam Permana S
Aam Permana S Mohon Tunggu... Freelancer - ihtiar tetap eksis

Mengalir, semuanya mengalir saja; patanjala

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Sandal yang Tertukar, Inspirasi Perajin Sandal Ukir

13 Agustus 2018   09:49 Diperbarui: 13 Agustus 2018   10:07 855
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sandal ukir dipamerkan/dokpri

Sekelompok  warga Cipunagara, Subang, Jawa Barat membuat sandal jepit ukir yang unik. Menariknya, inspirasi membuat sandal seperti itu, setelah pembuatnya menyadari banyak sandal yang tertukar ketika berada di masjid atau berkunjung rame-reme ke rumah orang.

"Awalnya memang begitu. Karena sering melihat orang tertukar sandal jepit yang umumnya serupa. Tujuannya, agar sandalnya beda," kata Andi, seorang perajin sandal jepit ukir, ketika ditemui di rumahnya.

Mulanya,  Andi hanya membuat sandal ukir untuk dirinya sendiri. Setidaknya, agar sandalnya tak tertukar bahkan hilang seperti yang lain.

Sandal jepit merek tertentu yang harganya murah sengaja ia ukir menggunakan cuter. Kebetulan ia memiliki sedikit kemampuan dalam seni ukir.

Di luar dugaannya, sandal ukir pertama yang ia buat dan pakai, mendapat pujian dari warga. Pasalnya, setelah sandalnya terbentuk, sandalnya beda dari kebanyakan sandal, juga memiliki nilai seni.

Menangkap peluang bagus, Andi kemudian mengajak teman-temannya untuk membuat sandal ukir dalam jumlah banyak, untuk dijual.

"Begitulah awalnya, Kang," ujar Andi. Teman-temannya yang tidak memiliki kemampuan mengukir, terlebih dahulu ia latih atau arahkan dengan telaten.

Conto sandal ukir/dokpri
Conto sandal ukir/dokpri
Murah, medsos

Kini, Andi dan kawan-kawannya hampir setiap hari memproduksi sandal jepit untuk dijual.

Prosesnya, diawali dengan membeli sendal jepit merek tertentu yang harganya murah. Sandalnya, dengan kemampuan yang mereka miliki, kemudian diukir dengan motif dan gambar tertentu seperti tokoh superhero, tokoh film dan tokoh film kartun.

Terkadang, mereka pun tunduk pada konsumen yang datang. "Kalau ada konsumen yang menginginkan gambar tertentu, ya tentu kami turuti," kata Andi.

Hasil kreasinya, sekarang sudah menyebar. Selain menyebar di Pusakanagara, menyebar juga di wilayah Subang lainnya.

Agar penyebarannya luas, Andi pun sejak beberapa waktu lalu mulai menawarkan produknya melalui media sosial.

Hasilnya diakui Andi cukup menggembirakan. Namun demikian Andi mengaku pemasarannya masih perlu ditingkatkan lagi. "Mudah-mudahan bisa lebih bagus lagi penyebarannya, agar keuntungannya pun lebih meningkat," harapnya.

Harga sandal ukirnya selama ini hanya 25 ribu rupiah. Sementara bahan berupa sandal jepit merek tertentu, sekitar limabelas ribu rupiah.

Adakah yang berminat?**

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun