Mohon tunggu...
Aam Permana S
Aam Permana S Mohon Tunggu... Freelancer - ihtiar tetap eksis

Mengalir, semuanya mengalir saja; patanjala

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Memahami Keinginan Warga Jabar agar Tokohnya Dirangkul Capres

8 Agustus 2018   17:46 Diperbarui: 8 Agustus 2018   18:18 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bersamaan dengan alotnya dua kandidat calon presiden (capres) Joko Widodo dan Prabowo menentukan wakilnya, warga Jawa Barat yang menamakan diri Ki Sunda, tiba-tiba mendeklarasikan dua tokohnya, Ahmad Heryawan (Aher) dan Yuddy Chrisnandi sebagai putra daerah yang layak jadi pemimpin nasional, Ahad (5/8) di Gedung Indonesia Menggugat (GIM) Kota Bandung, Jawa Barat.

Ki Sunda, dalam deklarasinya tersebut selanjutnya bertekad akan mengusahakan kedua tokoh tersebut untuk dipilih Joko Widodo dan atau Prabowo, sebagai wakilnya.

Aher didorong menjadi wakilnya Prabowo karena yang bersangkutan merupakan tokoh penting di PKS, partai yang hingga saat ini dekat dengan Prabowo dan Gerindranya, dan Yuddi jadi wakilnya Joko Widodo. Yuddy adalah tokoh Sunda yang sempat keluar dari Partai Golkar tapi kemudian masuk lagi, serta kini menjadi duta besar.

Setelah deklarasi yang disampaikan Angkatan Muda Siliwangi (AMS) dengan dukungan sejumlah tokoh itu, penulis tidak tahu langkah nyata apa yang dilakukan Ki Sunda agar Aher dan Yuddy dipilih Joko Widodo dan atau Prabowo.

Hanya yang jelas, hingga menjelang masa pendaptaran Capres-Cawapres periode 2019-2024,  nama Aher dan Yuddy, tak pernah disebut-sebut.  Aher yang sebenarnya masuk tokoh jagoan PKS pun, hilang, kalah oleh UAS dan AHY.

Namun boleh jadi, Ki Sunda sedang bergerak dalam senyap hingga injury time tanggal 10 Agustus mendatang , seperti  pernah disampaikan Memet Hamdan, tokoh Sunda yang ikut mendukung deklarasi. "Kami pasti akan bergerak sampai injury time," begitu ujarnya kepada penulis.

Jadi Obyek

Lalu, apa sebenarnya yang mendasari deklarasi Ki Sunda tersebut? Menurut Ketua Gerakan Pilihan Sunda (Gerpis) Andri P. Kantaprawira dan Memet Hamdan, yang dihubungi terpisah oleh penulis, ada beberapa hal yang mendasarinya.

Namun yang utama, yang mendasarinya adalah kerinduan Ki Sunda akan hadirnya warga Jawa Barat dalam kepemimpinan nasional.

Menurut keduanya, hingga saat ini ada fakta politik di Indonesia yang  tidak bisa dielakkan, yakni orang Sunda, belum ada yang mampu menjadi Presiden. Orang Sunda  dalam sejarah pemerintahan, baru bisa menjadi Wakil Presiden, yakni Umar Wirahadikusumah, pada era Soeharto, atau menjadi Menteri, itupun hanya beberapa orang saja.

Padahal, Jawa Barat merupakan provinsi yang besar dengan jumlah penduduk yang besar pula yang saat ini sudah mencapai angka 50 juta orang.  Selain itu, di Jawa Barat sendiri, sebenarnya banyak tokoh yang layak jadi pemimpin nasional, termasuk jadi Presiden sekalipun.

"Itu di antaranya yang mendasari langkah kami," kata Memet Hamdan.

Memet mengatakan, karena tidak ada tokoh Sunda yang menjadi pemimpin nasional, Jawa Barat selama ini hanya dijadikan obyek para penguasa dan politisi semata. "Kalau ada Ki Sunda jadi presiden atau wakil presiden, Jawa Barat, Ki Sunda, pasti tidak akan terus-menerus jadi obyek, tapi subyek!" tandasnya.

Andri menjelaskan, sejak lama sebenarnya Jawa Barat memiliki tokoh besar yang sejatinya memiliki kesempatan menjadi Presiden. Sayangnya,  kesempatan tersebut  tidak pernah diambil oleh tokoh bersangkutan, karena lebih memilih jadi "actor" di belakang layar.

Sebut saja Otto Iskandar Di Nata, R. Achmad Wiranatakusumah (Brigjen Purn) dan AH. Nasution. Dalam sejarah tercatat, Otto secara terbuka di sidang BPUPKI mencalonkan Soekarno sebagai Presiden RI, padahal ia bisa mencalonkan karena banyak yang mendukungnya. Sedangkan R Achmad Wiranatakusumah (Bridjen Purn) yang menjadikan HM Suharto Pangkostrad,  dan  AH Nasution mendorong Soeharto jadi presiden.

"Itu fakta yang ada. Orang Sunda sebenarnya sejak lama memiliki potensi, namun lebih memposisikan diri sebagai  orang di belakang layar.  Ini barangkali berkaitan juga dengan palsafah orang Sunda, manggati payun (silakan di depan), ketimbang saya harus di depan," paparnya.

Kini, dengan alasan tadi, Ki Sunda  berupaya mulai bangkit dengan memanfaatkan momentum  Pilpres 2019-2024. Ki Sunda menawarkan tokoh terbaiknya kepada Capres yang akan berlaga, dengan harapan dirangkul dan diposisikan sebagai wakil calon presiden.

Andri  yakin, jika ada capres yang berani merangkul tokoh yang disodorkan Ki Sunda, lumbung suara dari Jawa Barat tidak akan lari ke mana. "Ya, karena yang kangen tokohnya jadi pemimpin nasional sekalipun wapres, buka hanya yang melakukan deklarasi kemarin saja, tapi hampir seluruh warga Jawa Barat yang sudah memiliki hak pilih,"  ujarnya.

Bahkan Andri juga meyakini, orang Sunda yang jadi pemimpin nasional bisa lebih memajukan dan mensejahterakan rakyatnya.

"Kalau belum sekarang, kita akan berjuang untuk periode berikutnya, setelah tahun 2024 nanti," tekadnya. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun