"Itu di antaranya yang mendasari langkah kami," kata Memet Hamdan.
Memet mengatakan, karena tidak ada tokoh Sunda yang menjadi pemimpin nasional, Jawa Barat selama ini hanya dijadikan obyek para penguasa dan politisi semata. "Kalau ada Ki Sunda jadi presiden atau wakil presiden, Jawa Barat, Ki Sunda, pasti tidak akan terus-menerus jadi obyek, tapi subyek!" tandasnya.
Andri menjelaskan, sejak lama sebenarnya Jawa Barat memiliki tokoh besar yang sejatinya memiliki kesempatan menjadi Presiden. Sayangnya,  kesempatan tersebut  tidak pernah diambil oleh tokoh bersangkutan, karena lebih memilih jadi "actor" di belakang layar.
Sebut saja Otto Iskandar Di Nata, R. Achmad Wiranatakusumah (Brigjen Purn) dan AH. Nasution. Dalam sejarah tercatat, Otto secara terbuka di sidang BPUPKI mencalonkan Soekarno sebagai Presiden RI, padahal ia bisa mencalonkan karena banyak yang mendukungnya. Sedangkan R Achmad Wiranatakusumah (Bridjen Purn) yang menjadikan HM Suharto Pangkostrad,  dan  AH Nasution mendorong Soeharto jadi presiden.
"Itu fakta yang ada. Orang Sunda sebenarnya sejak lama memiliki potensi, namun lebih memposisikan diri sebagai  orang di belakang layar.  Ini barangkali berkaitan juga dengan palsafah orang Sunda, manggati payun (silakan di depan), ketimbang saya harus di depan," paparnya.
Kini, dengan alasan tadi, Ki Sunda  berupaya mulai bangkit dengan memanfaatkan momentum  Pilpres 2019-2024. Ki Sunda menawarkan tokoh terbaiknya kepada Capres yang akan berlaga, dengan harapan dirangkul dan diposisikan sebagai wakil calon presiden.
Andri  yakin, jika ada capres yang berani merangkul tokoh yang disodorkan Ki Sunda, lumbung suara dari Jawa Barat tidak akan lari ke mana. "Ya, karena yang kangen tokohnya jadi pemimpin nasional sekalipun wapres, buka hanya yang melakukan deklarasi kemarin saja, tapi hampir seluruh warga Jawa Barat yang sudah memiliki hak pilih,"  ujarnya.
Bahkan Andri juga meyakini, orang Sunda yang jadi pemimpin nasional bisa lebih memajukan dan mensejahterakan rakyatnya.
"Kalau belum sekarang, kita akan berjuang untuk periode berikutnya, setelah tahun 2024 nanti," tekadnya. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H