Mohon tunggu...
PermanaHendra Kah
PermanaHendra Kah Mohon Tunggu... -

Nyoba menerjemahkan bayangan dalam wujud tulisan

Selanjutnya

Tutup

Money

Cari Kerja

23 April 2012   05:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:15 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

CARI KERJA ?

Mendapatkan pekerjaan yang enak dengan gaji banyak, tentu menjadi impian tiap orang. Alasannya, yang utama adalah : mendapatkan kesejahteraan hidup. Hal tersebut hampir bisa dipastikan berada dalam benak para job seeker alias para pencai kerja. Tak heran, berdesakan dalam job fair ataupun bergerak dari satu tes ke tes yang lain-pun rela dijalani para pencari kerja ini.

Kenyataannya, bagi sebagian besar orang, mencari pekerjaan bukanlah hal yang mudah. Tingginya persaingan selalu menjadi alasan sulitnya mereka terserap dalam pasar kerja. Hal tersebut tidak hanya dialami angkatan kerja dengan kualifikasi pendidikan rendah atau menengah, bahkan lulusan perguruan tinggi sekalipun juga mengalaminya. Akibatnya angka pengangguran tidak segera bergerak turun, bahkan cenderung terus naik.

Bila dilihat lebih jauh, sebenarnya pasar kerja yang ada cukup besar, hanya saja banyak persyaratan yang tidak bisa dipenuhi para pencari kerja, padahal syarat itu mutlak diperlukan. Prasyarat utama seperti ketrampilan personal dan “fighting spirit”, seringkali kurang terbentuk pada diri masing-masing calon pekerja sehingga tereliminasi dalam persaingan kerja. Tingginya prasyarat yang ditetapkan tersebut tentu berhubungan dengan upaya perusahaan menjaga mutu sumber daya yang mereka miliki di tengah kompetisi global yang semakin ketat.

Tingginya ekspektasi para pencari kerja terhadap “pekerjaan berprestise tinggi” terkadang juga menjadi masalah lain. Bidang pekerjaan perbankan, pertambangan, juga berbagai sektor jasa dan perindustrian hampir selalu menjadi tujuan sebagian besar pencari kerja ini karena dianggap dapat menaikkan prestise mereka. Bayangan tersebut, tentu saja merugikan dan mempersempit pandangan mereka akan apa yang disebut “pekerjaan” itu sendiri. Padahal banyak lapangan kerja yang masih cukup terbuka, seperti dalam sektor pertanian dan perikanan. Selain itu sektor entrepreneur (wirausaha) yang makin menggeliat juga menyediakan banyak kesempatan berkarir.

So, apa yang harus kita lakukan ?

Melihat kecenderungan diatas, tentunya kita harus mulai berpikir untuk meningkatkan kapasitas diri dengan berbagai tempaan latihan. Menyerap berbagai materi pelajaran dan kuliah dalam pendidikan formal juga keaktifan dalam organisasi ekstrakurikuler dan kemasyarakatan tentu akan menjadi nilai lebih bagi kita. Berbagai usaha tersebut pastinya akan meningkatkan ketrampilan diri juga menempa fighting spirit kita. Dengan itu persaingan ketat dalam perolehan kesempatan kerja akan dapat kita hadapi dengan penuh percaya diri.

Pada sisi lain, cakrawala akan berbagai peluang yang ada di masa datang harus kita buka selebar-lebarnya. Ini sangat penting untuk menghindari terpakunya kita pada satu atau beberapa jenis kesempatan saja. Kita usahakan untuk menangkap semua kesempatan yang ada selama kita bisa. Kesadaran akan kemampuan diri, dan kemampuan menempatkan diri dalam segala situasi menjadi sanga penting untuk dilakukan.

Dalam hal ini kemampuan entrepreneurship menjadi penting untuk dikembangkan. Kemampuan tersebut tak hanya mewujudkan kemandirian pribadi saja tetapi juga berperan besar dalam memberi lahan pengkaryaan bagi orang lain. disinilah para entrepreneur tidak hanya membuka kesempatan bagi dirinya sendiri tetapi juga untuk orang lain. Entrepreneurship bahkan telah menjadi penyangga kehidupan masyarakat dalam banyak negara-negara maju. Untuk itu intervensi pemerintah terhadap peningkatan semangat berwirausaha ini sangat penting, terutama melalui lembaga pendidikan baik formal maupun informal sangat diperlukan dalam menumbuhkan jiwa wirausaha ini, tidak hanya pada jenjang pendidikan tinggi saja tetapi juga pada jenjang pertama dan menengah, karena disitulah nilai-nilai dasar untuk kehidupan banyak diajarkan.

Terakhir, sebagai penutup, marilah kita ingat kembali hakikat bahwa “rejeki adalah rahasia Allah tapi mencarinya adalah kewajiban manusia”. Untuk itu kita harus tetap berusaha dengan semangat “berjuang dengan gembira !”, sebuah kalimat penyemangat dari sahabat saya. Artinya : jangan mudah menyerah, nikmati perjuangan itu sebagai sebuah proses tempaan yang harus diterima untuk meningkatkan nilai kapasitas kita. Semoga berhasil !

*****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun