Mohon tunggu...
Leonardo Wibawa Permana
Leonardo Wibawa Permana Mohon Tunggu... Dokter - Dokter, Dosen, Trainer Manajemen dan Akreditasi Rumah Sakit dan Fasyankes Lainnya, Narasumber Seminar, Penulis.

dokter

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sukacita Gereja Kristen Katolik : Lilin Adven Keempat, Lilin Malaikat

21 Desember 2024   18:17 Diperbarui: 21 Desember 2024   17:55 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.catholic.org/saints/saint.php?saint_id=279

Hanya beberapa hari lagi, Umat Kristen Katolik merayakan Natal Tuhan. Pada Minggu Keempat Adven ini dinyalakan lilin berwarna ungu yang dikenal sebagai 'Lilin Malaikat', lilin yang melambangkan cinta.

Malaikat memiliki peran penting dalam Narasi Kelahiran Tuhan, bahkan sebelum munculnya Sang Firman dalam catatan Injil. Penginjil Lukas menceritakan kunjungan Malaikat Gabriel kepada seorang imam bernama Zakharia untuk memberitahukan bahwa dia dan istrinya, Elisabet, akan segera mempunyai seorang anak laki-laki walaupun mereka sudah lanjut usia dan Elisabet mandul. Dan putra mereka itu, Yohanes Pembaptis, akan menjadi Bentara Sang Mesias.  

Setelah itu Gabriel menampakkan diri kepada seorang perawan di Kota Nazaret, gadis muda yang  bernama Maria. Dia memberitahukan keajaiban kepada Maria bahwa meskipun dia 'belum mengenal laki-laki' dan masih perawan, dia akan segera mengandung seorang Anak Laki-laki berkat karya Allah Tritunggal Maha Kasih, "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah" (Luk 1:35). Dan Sang Putra itu adalah Mesias yang telah lama dijanjikan Allah, dinubuatkan para nabi, dan dinantikan oleh Bangsa Israel.

Malaikat pula yang menampakkan diri kepada Yusuf dalam mimpi, di saat Yusuf tidur, di saat tubuhnya beristirahat dan mengupayakan pemulihan dari semua hal amat berat yang dialaminya dalam saat-saat yang berlalu, fisik dan mental. Malaikat itu datang di saat keheningan menyelimuti hatinya yang bening, di saat Yusuf terasing dari hiruk pikuk dunia, di saat jiwanya seakan terbebas dari berbagai beban yang menghimpitnya. Dan Tuhan memilih waktu terbaik untuk menghampiri Yusuf, "Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: 'Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umatNya dari dosa mereka.'" (Mat 1:20-21).

Pada malam Yesus dilahirkan, para malaikat menampakkan diri kepada para gembala, mengumumkan kelahiran Mesias dan memberi tahu mereka di mana menemukannya, "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa ... Kamu akan menjumpai seorang Bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan" (Luk. 2:10,12). 

Malaikat Tuhan juga berperan, setelah Para Majus, yang datang untuk menyembah Sang Mesias, itu berangkat, memberi Firman kepada Yusuf dalam mimpi, "Bangunlah, ambillah Anak itu serta IbuNya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu" (Mat 2:13). Mengapa harus meninggalkan Tanah Israel dan lari ke Mesir ? Karena nyawa Sang Mesias  terancam oleh kekejaman Herodes. Beberapa tahun kemudian, malaikat pula yang muncul dan memberi tahu Yusuf bahwa Herodes telah meninggal, sehingga Keluarga Kudus aman untuk kembali ke Israel

Jadi, dalam Narasi Natal Tuhan, malaikat sangat berperan, atas Perintah Allah, sebagai pembawa pesan cinta. Malaikat menyampaikan pesan cinta dalam bentuk 'kabar baik', walaupun pada awalnya mungkin mengejutkan. Di lain waktu malaikat juga menyampaikan pesan penting yang menyelamatkan nyawa. Dalam berbagai peristiwa itu, malaikat menyebarkan Kasih Allah.

SELAMAT MEMPERSIAPKAN DIRI UNTUK MERAYAKAN KELAHIRAN TUHAN ...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun