Mohon tunggu...
Leonardo Wibawa Permana
Leonardo Wibawa Permana Mohon Tunggu... Dokter - Dokter, Dosen, Trainer Manajemen dan Akreditasi Rumah Sakit dan Fasyankes Lainnya, Narasumber Seminar, Penulis.

dokter

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Pengalaman Imajiner dengan Yesus : Lukas 1:26-38, "Ibu Maria menjalani Masa Adven Terpanjang dan Teragung ..."

20 Desember 2024   09:48 Diperbarui: 20 Desember 2024   10:00 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gabriel, salah satu di antara tiga Malaikat Agung, yang namanya bermakna 'Tuhan adalah kekuatanku' mengunjungi Maria, seorang perawan di Nazaret untuk menyampaikan kabar. Kabar apa ? Kabar baikkah ? Kabar gembirakah ? Kabar sukacitakah ? Belum ! Apakah kabar bahwa "... engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki" (Luk 1:31) bagi seorang perawan yang 'belum mengenal laki-laki', dalam arti belum pernah menikah dan belum pernah melakukan 'tim suis', hubungan intim suami istri, itu merupakan kabar baik ? Tentu saja 'belum' kalau bukan 'tidak' ! Namun, kabar itu kemudian sungguh menjadi 'Kabar Baik', 'Kabar Gembira', 'Kabar Sukacita' di saat Gabriel menjelaskan bahwa Allah Tritunggal sendiri yang turun tangan, 'Allah Roh Kudus akan turun atas diri Maria, Allah Bapa Yang Mahatinggi akan menaungi dia; maka Anak yang akan dilahirkan itu adalah Allah Putra, Anak Allah.

Sesungguhnya rencana besar itu bukan ujug-ujug, serta merta dibuat dan kemudian terlaksana seketika. Sekali lagi kita ulangi mendengarkan Firman Allah kepada ular si pembawa kejatuhan manusia pertama, bahwa Allah sendiri yang akan mengadakan permusuhan antara iblis dalam wujud ular, si penggoda, dengan perempuan itu, Hawa, dan di antara keturunan iblis dan keturunan Hawa; serta akan munculnya keturunan Hawa yang akan meremukkan kepala ular, dan ular akan meremukkan tumitnya. Sesungguhnya pula Firman Allah ini merupakan proklamasi tentang perjalanan panjang Rencana Karya Penyelamatan Allah Tritunggal Maha Kasih seperti yang dijelaskan dalam Dokumen Konsili Vatikan II, "Kitab-kitab Perjanjian Lama maupun Baru, begitu pula Tradisi yang Terhormat, memperlihatkan peran Bunda Penyelamat dalam tata keselamatan dengan cara yang semakin jelas, dan seperti menyajikannya untuk kita renungkan. Adapun kitab-kitab Perjanjian Lama melukiskan sejarah keselamatan, yang lambat-laun menyiapkan kedatangan Kristus di dunia. Naskah-naskah kuno itu, sebagaimana dibaca dalam Gereja dan dimengerti dalam terang perwahyuan lebih lanjut yang penuh, langkah demi langkah makin jelas mengutarakan citra seorang wanita, Bunda Penebus" (Lumen Gentium 55).

Dan proklamasi dalam Kitab Kejadian itu sekaligus menjadi permulaan Masa Adven Maria, Masa Adven Terpanjang dan Teragung, sejak kekal, karena sedari awal mula itulah Maria telah ditetapkan sekaligus dikuduskan bagi Allah. Sejak kelahirannya dalam Keluarga Bapa Yoakim dan Ibu Anna, kehadiran Maria 'hampir tak nampak di mata sesamanya sekurun waktu' (Redemptoris Mater 3), namun tak seorangpun menemukan cacat cela dalam perilaku perawan kudus itu. Kesederhanaan dan kesahajaan Maria yang mencuatkan kekudusan mampu memikat orang-orang di sekitarnya karena sejatinya kekudusan selalu menarik, jauh lebih menarik daripada semua yang mewah dan glamour. Maria dikenal sebagai gadis muda yang ramah dan murah senyum, sekaligus pekerja keras. Ia selalu tenggelam dalam Tuhan dan menyebarkan rasa nyaman bagi semua orang di sekitarnya. Doa-doanya memuat pemahaman mendalam tentang Taurat dan Kitab Para Nabi. Renungannya adalah nubuat tentang Kedatangan Juruselamat. Dan semua kekayaan batin dan spiritual yang dipupuknya selama Masa Adven Terpanjang dan Teragung itu, suatu saat nanti, akan dituangkannya pula dalam untaian Magnificat, di saat Maria mendengar salam dari Elisabet, sepupunya, yang berseru dengan suara nyaring, "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. ..." (Luk. 1 : 42). Maria pula yang secara sempurna menggenapi goresan tutur "Lihatlah, cantik engkau, manisku, sungguh cantik engkau ! ... O, mata air di kebun, sumber air hidup, yang mengalir dari gunung Libanon !" (Kid 4:1,15).

Hanya satu kalimat yang keluar dari kedua belah bibir kudus Guru, "Bersama Ibu Maria, BundaKu,  Perawan Suci dan Terberkati yang dengan gagah perkasa memberi jawaban kepada Gabriel, 'Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu' (Luk 1:38),jawaban yang seketika mengubah keadaan dunia dan segala isinya, bersama Ibu Maria, dia yang menjalani Adven Terpanjang dan Teragung, yang senantiasa menantikan Putra sekaligus Tuhannya,  bersama Ibu Maria, yang selalu mendengarkan Firman Allah dan melakukannya, sekuat upayamu, jalanilah pula Masa Advenmu, Nak ... !"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun