Masalah lain yang tidak kalah serius adalah ketidakpatuhan dan ketidakdisiplinan penderita mengkonsumsi obat, dengan berbagai alasan. Dari sisi kuman TBC sebagai agent, hal-hal yang berpengaruh termasuk 'keganasan' dan jumlah kuman, kemampuan bermutasi, dan yang sangat dikhawatirkan secara global adalah resistensi terhadap Obat Anti Tuberkulosis, baik terhadap satu jenis obat, apalagi secara luas, terhadap semua jenis obat.Â
Dari sisi environment, sebagian besar penderita TBC bermukim di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah, yang tentu secara linier, hampir pasti, lingkungannya memihak terhadap kuman.Â
Nah, Tenaga-tenaga kesehatan harus 'bergumul' dengan begitu banyak tantangan dalam upaya 'memerangi' penyakit ini.
Lantas, apa yang bisa dilakukan masyarakat dalam menghadapi masalah global, TBC?
Pertama: semua orang perlu meningkatkan kesadaran akan adanya bahaya bersama, penyakit TBC.
Kedua: siap membantu orang-orang dengan gejala TBC untuk mencari bantuan.
Ketiga: bantu petugas kesehatan mengidentifikasi dan menindaklanjuti kontak dekat penderita TBC.
Keempat: motivasi dan bantu pasien untuk patuh dan berdisiplin mengkonsumsi obat dan menyelesaikan pengobatan.
Kelima: pelajari, praktikkan, dan anjurkan masyarakat untuk melakukan 'Etika Batuk dan Bersin', cara tepat menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin.
Keenam: memotivasi dan mendorong Orang dengan HIV-AIDS (ODHA) untuk melakukan skrining TBC dan menerima pengobatan jika diperlukan.
Ketujuh: berikan dukungan sosial dengan menawarkan bantuan materi seperti makanan atau keuangan, sesuai kemampuan, atau setidak-tidaknya memberikan dukungan psikologis.