Sebentar lagi musim liburan akhir tahun akan tiba. Mendengar kata 'liburan', apa yang ada dalam pikiran Anda?Â
Tentu saja, waktu terindah sepanjang tahun, bebas dari rutinitas, waktu untuk bersenang-senang, travelling, menginap di hotel, makan-makan, pesta dan perayaan yang diwarnai oleh sukacita, kegembiraan, dan kebahagiaan.Â
Namun, sangat berbeda bahkan bertentangan dengan semua itu, bagi sebagian orang, siapapun Anda, berapapun usia Anda, apapun jender Anda, bahkan tanpa memandang perbedaan status sosial dan ras Anda.
Masa-masa liburan bisa menjadi saat yang tidak menyenangkan dan paling ditakuti karena dapat menimbulkan kesepian, kesedihan, stres, bahkan depresi. Dalam kondisi ini bisa muncul 'roller coaster emosi'.Â
Karena berbagai alasan, liburan dapat berdampak signifikan terhadap kesehatan mental, terutama pada mereka yang sebelumnya punya masalah yang sama.Â
Liburan dapat memperburuk kondisi yang sudah ada atau malah menjadi pemicu stres baru. Kondisi ini yang dikenal sebagai 'holiday blues' atau 'depresi liburan'.Â
Jadi, holiday blues adalah munculnya perasaan sedih, terisolasi, rendahnya energi atau motivasi, atau perasaan negatif lainnya selama liburan.
Gejala-gejala holiday blues:
1. Gejala paling umum yang ditemukan bila Anda mengalami holiday blues adalah perasaan sedih. Rasa sedih ini bisa berlangsung terus-menerus atau bisa juga berulang.Â