Mohon tunggu...
Leonardo Wibawa Permana
Leonardo Wibawa Permana Mohon Tunggu... Dokter - Dokter, Dosen, Trainer Manajemen dan Akreditasi Rumah Sakit dan Fasyankes Lainnya, Narasumber Seminar, Penulis.

dokter

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sukacita Gereja Kristen Katolik : Korona Adven, Sarat Tradisi dan Simbolisme

30 November 2024   15:38 Diperbarui: 30 November 2024   16:07 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di setiap Masa Aven, Gereja-gereja dan sebagian rumah-rumah Umat Kristen Katolik dihiasi dengan Korona Adven. Korona Adven adalah karangan bunga dan lilin yang penuh dengan simbolisme sekaligus peringatan akan tradisi suci perjalanan umat manusia terkait penantian dan persiapan menjelang kedatangan Sang Mesias dalam Natal Tuhan.

Lingkaran karangan bunga, yang tak berujung, tidak memiliki awal dan akhir, melambangkan Keabadian Tuhan, sekaligus jiwa yang tidak mengenal kematian, dan Janji Tuhan akan kehidupan abadi yang kita temukan di dalam Kristus. Karangan bunga yang terbuat dari berbagai jenis tanaman hijau, melambangkan kehidupan yang berkelanjutan.

Kita menghadapi kegelapan dunia dalam setiap saat hidup kita, bahkan semakin lama semakin mendekat dan semakin gelap. Bagaimana kita memutuskan untuk menghadapi kegelapan itu di dalam hidup dan dalam jiwa kita adalah keputusan kita sendiri. Namun kita harus menyadari bahwa kita tidak sendirian menghadapi kegelapan karena ada Kristus yang adalah Terang Dunia, yang senantiasa mendampingi dan membantu kita. Yesus bersabda, "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup" (Yoh 8:12). Maka pada lingkaran bunga Adven diletakkan 4 lilin. Keempat lilin itu melambangkan Cahaya Kristus, yang adalah Terang Dunia, yang telah memasuki dunia dan senantiasa meneranginya, seperti kalimat yang pernah disampaikan oleh Santo Fransiskus dari Assisi, "Semua kegelapan di dunia tidak dapat memadamkan cahaya sebatang lilinpun."

Keempat lilin mewakili waktu untuk berdoa, penebusan dosa, pengorbanan, dan refleksi spiritual. Setiap lilin mewakili tema setiap Minggu Adven : harapan, kedamaian, kegembiraan, dan cinta.

  • Lilin Pertama yang berwarna ungu dinamakan Lilin Nabi atau Lilin Nubuat. Lilin ini melambangkan harapan dan antisipasi kedatangan Kristus, lilin yang mengingatkan kita akan nubuatan para nabi dalam Perjanjian Lama tentang kedatangan Mesias dan harapan yang dibawaNya ke dalam dunia.
  • Lilin Kedua yang juga berwarna ungu disebut Lilin Betlehem. Lilin ini untuk mengenang nama Kota Betlehem sekaligus melambangkan persiapan dan kedamaian, lilin yang mencerminkan perjalanan Maria dan Yusuf ke Betlehem sebagai persiapan kelahiran Sang Mesias, dan kedamaian yang dibawa oleh kelahiran kudus itu.
  • Lilin Ketiga berwarna pink atau merah muda disebut Lilin Gembala, dinyalakan pada Minggu Gaudette. Lilin ini melambangkan kegembiraan yang dirasakan pada saat Kelahiran Tuhan, seperti kegembiraan para gembala yang kembali sambil memuji dan memuliakan Allah karena telah melihat dengan mata kepala sendiri, kehadiran Sang Mesias di dunia, sekaligus mewakili kegembiraan kita di saat menantikan kedatanganNya kembali. Lilin ini juga melambangkan dan menandai perubahan 'nada' Masa Adven dari refleksi pertobatan menjadi antisipasi yang penuh sukacita, mengundang umat beriman untuk bergembira karena Natal semakin dekat.
  • Lilin Keempat, juga berwarna ungu, dikenal sebagai Lilin Malaikat. Lilin ini melambangkan cinta dan pesan kasih Tuhan yang diumumkan oleh para malaikat pada waktu kelahiran Kristus, "Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan di kota Daud" (Luk 2:11).  

Satu lilin dinyalakan setiap Hari Minggu, menandai perjalanan kita menapaki keempat pekan dalam Masa Adven. Satu lilin dinyalakan setiap Hari Minggu sampai keempat lilin menyala, juga melambangkan Natal yang semakin dekat, dan semakin lama, Terang itu semakin benderang untuk menghalau kegelapan dosa.

Terkadang sebuah lilin putih, yang disebut sebagai Lilin Kristus, dinyalakan pada Malam Natal atau Hari Natal di tengah-tengah Korona Adven, untuk melambangkan Kristus yang senantiasa menyertai kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun