Mohon tunggu...
Leonardo Wibawa Permana
Leonardo Wibawa Permana Mohon Tunggu... Dokter - Dokter, Dosen, Trainer Manajemen dan Akreditasi Rumah Sakit dan Fasyankes Lainnya, Narasumber Seminar, Penulis.

dokter

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Catatan Cinta Paulus bagi Korintus (12) : Persekutuan Jemaat dengan dan di dalam Kristus Bersifat Eksklusif!

12 November 2024   08:50 Diperbarui: 12 November 2024   16:15 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.corpuschristiphx.org/

Melanjutkan tulisan dalam Bab 10 Suratnya yang Pertama kepada Jemaat di Korintus, Paulus, setelah menceritakan kembali 'nasib' sebagian besar nenek moyang Israel yang ditewaskan di padang gurun, merefleksikan hal itu "... sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat," (1 Kor 10:6).

Hal-hal yang jahat apa yang telah diperbuat nenek moyang Bangsa Israel pada waktu itu ? Menyembah berhala, percabulan, mencobai Tuhan, dan bersungut-sungut kepada Tuhan. 

Mereka yang melakukan semua kejahatan itu telah menghadapi maut dan "Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita  yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba" (1 Kor 10:11). Namun, Paulus juga mengingatkan agar Jemaat Korintus menggapai kerendahan hati, tidak terlalu percaya diri dan merasa lebih baik daripada mereka yang binasa di padang gurun itu, "Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh !" (1 Kor 10:12).

Seperti nenek moyang di padang gurun, semua manusia dicobai Tuhan, tetapi, di saat Tuhan memberikan 'sakit pencobaan', Dia akan memberikan pula 'obat jalan keluar', "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya" (1 Kor 10:13).

Lebih lanjut Paulus kembali mengingatkan jemaat agar menjauhi dosa penyembahan berhala karena kita, satu sama lain, telah dipersatukan dan sungguh menyatu dengan dan di dalam Kristus melalui Ekaristi, "Bukankah cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan darah Kristus ? Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan tubuh Kristus ? Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu" (1 Kor 10:16-17). 

Penyatuan dan persatuan kita dalam Ekaristi Kristus serta merta memberikan batasan tegas bagi kita untuk menjauhi persembahan kepada berhala yang sesungguhnya adalah "... persembahan kepada roh-roh jahat, bukan kepada Allah" (1 Kor 10:20a). Alasan Paulus adalah ketidakrelaan dalam kasih, "Dan aku tidak mau, bahwa kamu bersekutu dengan roh-roh jahat" (1 Kor 10:20b).

Menurut Paulus, persekutuan jemaat dengan dan di dalam Kristus bersifat eksklusif, tidak dapat dan tidak boleh dicampuradukkan dengan persekutuan lainnya dalam relatifisme persekutuan, "Kamu tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-roh jahat. Kamu tidak dapat mendapat bagian dalam perjamuan Tuhan dan juga dalam perjamuan roh-roh jahat" (1 Kor 10:21).

Paulus mengingatkan jemaat bahwa, meskipun Orang-orang Yahudi menyangkal keilahian dewa-dewa kafir, mereka sering percaya bahwa ada realitas non-ilahi di balik berhala, seperti orang mati, atau malaikat, atau bahkan setan, seperti tertulis dalam Kitab Ulangan, "

Mereka membangkitkan cemburuNya dengan allah asing, mereka menimbulkan sakit hatiNya dengan dewa kekejian, mereka mempersembahkan korban kepada roh-roh jahat yang bukan Allah, kepada allah yang tidak mereka kenal, allah baru yang belum lama timbul, yang kepadanya nenek moyangmu tidak gentar. Gunung batu yang memperanakkan engkau, telah kaulalaikan, dan telah kaulupakan Allah yang melahirkan engkau" Ul 32:16-18).

Sekiranya jemaat nekat melakukan 'hal yang jahat' itu, sama saja dengan mencobai Tuhan, dan konsekuensinya, "... maukah kita membangkitkan cemburu Tuhan ? Apakah kita lebih kuat dari pada Dia ?" (1 Kor 10:22). 

Agaknya Paulus mengingatkan jemaat untuk mengindahkan SabdaNya, "Ketika Tuhan melihat hal itu, maka Ia menolak mereka, karena Ia sakit hati oleh anak-anaknya lelaki dan perempuan. Ia berfirman: Aku hendak menyembunyikan wajahKu terhadap mereka, dan melihat bagaimana kesudahan mereka, sebab mereka itu suatu angkatan yang bengkok, anak-anak yang tidak mempunyai kesetiaan. Mereka membangkitkan cemburuKu dengan yang bukan Allah, mereka menimbulkan sakit hatiKu dengan berhala mereka. 

Sebab itu Aku akan membangkitkan cemburu mereka dengan yang bukan umat, dan akan menyakiti hati mereka dengan bangsa yang bebal. Sebab api telah dinyalakan oleh murkaKu, dan bernyala-nyala sampai ke bagian dunia orang mati yang paling bawah; api itu memakan bumi dengan hasilnya, dan menghanguskan dasar gunung-gunung. Aku akan menimbun malapetaka ke atas mereka, seluruh anak panahKu akan Kutembakkan kepada mereka" (Ul 32:19-23).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun