Mohon tunggu...
Leonardo Wibawa Permana
Leonardo Wibawa Permana Mohon Tunggu... Dokter - Dokter, Dosen, Trainer Manajemen dan Akreditasi Rumah Sakit dan Fasyankes Lainnya, Narasumber Seminar, Penulis.

dokter

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Catatan Cinta Paulus bagi Korintus (11): Kristuslah Batu Karang Penyelamat Israel di Padang Gurun

11 November 2024   07:15 Diperbarui: 11 November 2024   08:00 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sangat menarik bahwa Paulus mengawali Bab 10 Suratnya yang Pertama kepada Jemaat di Korintus dengan mengenang kembali, bersama Umat Kristen Korintus, gambaran panoramik peristiwa demi peristiwa dalam Masa Keluaran yang dialami nenek moyang Bangsa Israel. Latar belakangnya sebagai Orang Farisi yang menguasai Taurat Musa melalui pembelajarannya dari para guru bahkan sekelas Ahli Taurat Gamaliel, memampukan Paulus mengelaborasi peristiwa demi peristiwa itu secara baru. Paulus mengawali tulisannya dalam Bab 10 ini dengan fakta demi fakta betapa Allah sungguh-sungguh mengasihi, melindungi, dan mendampingi Umat Israel dalam perjalanan mereka keluar dari Tanah Mesir, tanah perbudakan. Bahkan Allah memberi kepada mereka hak-hak khusus sebagai Bangsa Pilihan Tuhan, "Aku mau, supaya kamu mengetahui saudara-saudara, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut. Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut. Mereka semua makan makanan rohani yang sama dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, ..." (1 Kor 10:1-4a).

Dalam Kitab Keluaran tertulis, "Lalu berseru-serulah Musa kepada Tuhan, katanya: 'Apakah yang akan kulakukan kepada bangsa ini ? Sebentar lagi mereka akan melempari aku dengan batu !' Berfirmanlah Tuhan kepada Musa: 'Berjalanlah di depan bangsa itu dan bawalah beserta engkau beberapa orang dari antara para tua-tua Israel; bawalah juga di tanganmu tongkatmu yang kaupakai memukul sungai Nil dan pergilah. Maka Aku akan berdiri di sana di depanmu di atas gunung batu di Horeb; haruslah kaupukul gunung batu itu dan dari dalamnya akan keluar air, sehingga bangsa itu dapat minum'. Demikianlah diperbuat Musa di depan mata tua-tua Israel. Dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai Tuhan dengan mengatakan: 'Adakah Tuhan di tengah-tengah kita atau tidak?'" (Kel 17:5-7).

Kitab Taurat hanya berbicara tentang gunung batu atau batu karang yang mengeluarkan air. Namun legenda Para Rabi Yahudi meyakini bahwa gunung batu yang menjadi mata air itu mengikuti Bangsa Israel selama perjalanan mereka. Dan Musa, dalam nyanyiannya, memuja Tuhan, Sang Gunung Batu Israel, "Pasanglah telingamu, hai langit, aku mau berbicara, dan baiklah bumi mendengarkan ucapan mulutku. Mudah-mudahan pengajaranku menitik laksana hujan, perkataanku menetes laksana embun, laksana hujan renai ke atas tunas muda, dan laksana dirus hujan ke atas tumbuh-tumbuhan. Sebab nama Tuhan akan kuserukan: Berilah hormat kepada Allah kita, Gunung Batu, yang pekerjaanNya sempurna, karena segala jalanNya adil, Allah yang setia, dengan tiada kecurangan, adil dan benar Dia" (Ul 32:1-4).

Elaborasi Paulus dalam memaknai perjalanan penyelamatan itu dimulai dengan menyatakan bahwa "... mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus" (1 Kor 10:4). Jadi, Kristuslah Batu Karang Sejati yang telah menemani Israel, membimbing dan melindungi pengalaman mereka di padang gurun. Kristuslah Sumber Air Hidup yang sejatinya telah memuaskan dahaga Kaum Israel dan memampukan mereka tetap hidup saat menghadapi kehidupan yang tidak ringan di padang gurun, seperti Sabda Yesus dalam Katekese Kilat kepada Perempuan Samaria di pinggir Sumur Yakub, yang membawa perempuan itu bersama orang-orang di kotanya kepada pertobatan, "... Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum ! niscaya engkau telah meminta kepadaNya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup. .... barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal" (Yoh 4:10, 14).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun