Mohon tunggu...
Leonardo Wibawa Permana
Leonardo Wibawa Permana Mohon Tunggu... Dokter - Dokter, Dosen, Trainer Manajemen dan Akreditasi Rumah Sakit dan Fasyankes Lainnya, Narasumber Seminar, Penulis.

dokter

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Catatan Cinta Paulus bagi Korintus (9) : Jangan Ragukan Aku, Paulus, Aku Juga Rasul Kristus !

8 November 2024   16:53 Diperbarui: 11 November 2024   06:50 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semakin 'melangkah' maju mengulas 'mutiara-mutiara indah' pengajaran Rasul Paulus dalam Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus, semakin nyata bahwa pengajarannya sangat menarik. Beranjak terus menelusuri lebih jauh Surat Paulus itu, semakin menguakkan 'cinta kebapaan' Paulus terhadap Jemaat Korintus, cinta yang berupaya 'merawat dan menjaga iman anak-anaknya', Para Murid Tuhan, di Korintus.Mengulangi mencermati 1 Korintus 8:13, dapat dilihat bagaimana Paulus menegaskan bahwa ia 'jangan menjadi batu sandungan' bagi saudaranya. Selanjutnya, dengan menuliskan ayat 1-27 dalam Bab 9 surat yang sama, Paulus mengelaborasi, dalam perasaan menggebu-gebu, teladannya untuk tidak menjadi batu sandungan itu, sekaligus juga memperkuat nasihatnya dalam 1 Korintus 8:9, "Tetapi jagalah, supaya kebebasanmu ini jangan menjadi batu sandungan bagi mereka yang lemah."

Tulisan Paulus dalam Bab 9 diawali dengan pertanyaan, "Bukankah aku rasul ? Bukankah aku orang bebas?" (1 Kor 9:1). Dua pertanyaan pembuka ini memperkenalkan tema kerasulan Paulus sekaligus kebebasannya. Mengapa Paulus merasa perlu menegaskan tentang statusnya sebagai Rasul ? Karena terkesan ada orang yang percaya bahwa Paulus tidak setara dengan Para Rasul lainnya, "Sekalipun bagi orang lain aku bukanlah rasul, ... "(1 Kor 9:2a) dan karena itu dia tidak boleh pula menikmati hak istimewa yang setara.

Dalam Korintus 9:1-2, Paulus menyatakan bahwa dirinya sungguh-sungguh Rasul Kristus dan ia membeberkan fakta yang mendukung kenyataan itu, bahwa Jemaat di Korintus adalah buah dari kerasulannya ! Paulus menyatakan itu melalui sederet pertanyaan retorik, "Bukankah aku rasul ? Bukankah aku orang bebas ? Bukankah aku telah melihat Yesus, Tuhan kita ? Bukankah kamu adalah buah pekerjaanku dalam Tuhan ? Sekalipun bagi orang lain aku bukanlah rasul, tetapi bagi kamu aku adalah rasul. Sebab hidupmu dalam Tuhan adalah meterai dari kerasulanku" (1 Kor 9:1-2).

Selanjutnya Paulus menyampaikan "... pembelaanku terhadap mereka yang mengeritik aku" (1 Kor 9:3). Apakah bentuk 'pembelaan diri' Paulus ? Bahwa sebagai Rasul Kristus, dia dan Para Rasul lainnya bersama-sama memiliki "hak-hak yang timbul dari kerasulan itu" (1 Kor 9:4a). Hak-hak itu juga diterangkan Paulus dalam nada retorik, dalam permainan kata, dibumbui paradoks dan gambaran, serta seruan terhadap otoritas dan pengalaman.

Paulus menulis, "Tidakkah kami mempunyai hak untuk makan dan minum ? Tidakkah kami mempunyai hak untuk membawa seorang isteri Kristen, dalam perjalanan kami, seperti yang dilakukan rasul-rasul lain dan saudara-saudara Tuhan dan Kefas ? Atau hanya aku dan Barnabas sajakah yang tidak mempunyai hak untuk dibebaskan dari pekerjaan tangan ? Siapakah yang pernah turut dalam peperangan atas biayanya sendiri ? Siapakah yang menanami kebun anggur dan tidak memakan buahnya? Atau siapakah yang menggembalakan kawanan domba dan yang tidak minum susu domba itu ? Apa yang kukatakan ini bukanlah hanya pikiran manusia saja. Bukankah hukum Taurat juga berkata-kata demikian ? Sebab dalam hukum Musa ada tertulis: 'Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang sedang mengirik !' Lembukah yang Allah perhatikan ? Atau kitakah yang Ia maksudkan ? Ya, untuk kitalah hal ini ditulis, yaitu pembajak harus membajak dalam pengharapan dan pengirik harus mengirik dalam pengharapan untuk memperoleh bagiannya. Jadi, jika kami telah menaburkan benih rohani bagi kamu, berlebih-lebihankah, kalau kami menuai hasil duniawi dari pada kamu ? Kalau orang lain mempunyai hak untuk mengharapkan hal itu dari pada kamu, bukankah kami mempunyai hak yang lebih besar?" (1 Kor 9:4-12). Dalam bagian lain, Paulus menulis, "Tidak tahukah kamu, bahwa mereka yang melayani dalam tempat kudus mendapat penghidupannya dari tempat kudus itu dan bahwa mereka yang melayani mezbah, mendapat bahagian mereka dari mezbah itu ? Demikian pula Tuhan telah menetapkan, bahwa mereka yang memberitakan Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil itu" (1 Kor 13-14).

Sekali lagi, melalui rangkaian ayat ini, Paulus menegaskan bahwa tidak perlu diragukan lagi bahwa dia juga Rasul Kristus, dan bersama Barnabas, dia memiliki hak yang sama sebagaimana Rasul-rasul yang lain !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun