Mohon tunggu...
Leonardo Wibawa Permana
Leonardo Wibawa Permana Mohon Tunggu... Dokter - Dokter, Dosen, Trainer Manajemen dan Akreditasi Rumah Sakit dan Fasyankes Lainnya, Narasumber Seminar, Penulis.

dokter

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Liturgi Dalam, Menurut, dan Bagi Gereja Kristen Katolik (1) : Penciptaan Manusia, Kejatuhan ke Dalam Dosa, dan Pengorbanan Putra Allah

31 Oktober 2024   09:26 Diperbarui: 1 November 2024   17:05 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia diciptakan tidak lain dan tidak bukan dari, oleh, dan untuk cinta dan persekutuan dengan Allah. Di dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK) 1, Gereja Kudus mengajarkan bahwa, "Allah dalam DiriNya sendiri sempurna dan bahagia tanpa batas. Berdasarkan keputusanNya yang dibuat karena kebaikan semata-mata, Ia telah menciptakan manusia dengan kehendak bebas, supaya manusia itu dapat mengambil bagian dalam kehidupanNya yang bahagia."

Kita tahu bahwa manusia pertama, Adam dan Hawa, yang sesungguhnya diciptakan 'imakulata', 'tanpa noda dosa', ternyata tergoda dan benar-benar berbuat dosa, segera setelah penciptaan mereka. Hasilnya ? Karena, dengan kehendak bebas, mereka sendiri menolak Kasih Allah, konsekuensinya, mereka diusir dan 'terlempar' dari Kehidupan Kekal, Taman Eden, yang sebelumnya telah disediakan bagi mereka dan segala makhluk. 

Pengusiran kedua manusia itu diiringi hukuman, "FirmanNya kepada perempuan itu: 'Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu.' Lalu firmanNya kepada manusia itu: 'Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: semak duri dan rumput duri  yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu.'" (Kej. 3:16-19).

Namun, "Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setiaNya" (Mzm 145:8) dan "... Allah adalah Kasih" (1 Yoh 4:8). "Karena itu, pada setiap saat dan di mana-mana Ia dekat dengan manusia. Ia memanggil manusia dan menolongnya untuk mencariNya, untuk mengenalNya, dan untuk mencintaiNya dengan segala kekuatannya.

 Ia memanggil semua manusia yang sudah tercerai-berai satu dari yang lain oleh dosa ke dalam kesatuan keluargaNya, Gereja. Ia melakukan seluruh usaha itu dengan perantaraan PuteraNya, yang telah Ia utus sebagai Penebus dan Juru Selamat, ketika genap waktunya. Dalam Dia dan oleh Dia Allah memanggil manusia supaya menjadi anak-anakNya dalam Roh Kudus, dan dengan demikian mewarisi kehidupanNya yang bahagia" (KGK 1).

Jadi, walaupun manusia yang telah diciptakan dengan, oleh, dan di dalam Kasih Allah yang Maha Sempurna, mengingkari dan mengkhianati Kasih itu, Allah tetap adalah Kasih, " ... karena Dia tidak dapat menyangkal DiriNya" (1 Tim 2:13), dan dengan, oleh dan di dalam KasihNya pula, Ia mengutus dan mengorbankan Putra TunggalNya bagi keselamatan manusia, "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal" (Yoh 3:16).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun