Mohon tunggu...
Leonardo Wibawa Permana
Leonardo Wibawa Permana Mohon Tunggu... Dokter - Dokter, Dosen, Trainer Manajemen dan Akreditasi Rumah Sakit dan Fasyankes Lainnya, Narasumber Seminar, Penulis.

dokter

Selanjutnya

Tutup

Love

Tips Sederhana Membangun Keintiman Pasutri

22 Oktober 2024   10:11 Diperbarui: 22 Oktober 2024   10:14 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pexels.com/photo/man-and-woman-holding-hands-walking-on-seashore-during-sunrise-1024960/

Beragam pemikiran akan muncul jika saya mengajukan satu pertanyaan ini kepada Pasangan Suami istri, "Seberapa intim Anda dengan pasangan?" Cukup banyak Pasutri yang berpikir bahwa keintiman itu 'selalu dan hanya' berkaitan dengan Tim Suis atau Hubungan Intim Suami Istri. Ouch, no, Bro 'n Sis. Seksualitas hanyalah bagian dari keintiman dan keintiman tidak selalu harus berakhir dengan Tim Suis.

Dalam keintiman terdapat pelibatan perasaan kedekatan emosional dan perasaan terhubung secara positif dengan pasangan. Keintiman seharusnya ditandai dengan sikap saling percaya, peduli, dan menerima. Nilai-nilai itu kita dapatkan dan pelajari dari berbagai contoh hubungan yang ada di sekitar kita, terutama dari keluarga. Keintiman di antara Suami-Istri seharusnya bukan hanya dalam bentuk keintiman fisik, seksual, tetapi lebih dalam lagi, keintiman emosional. Dalam keintiman emosional, Pasutri saling berbagi, secara jujur dan terbuka, begitu banyak cerita, suka dan duka, bahagia, dan derita.

Mari kita simak Tips Sederhana Membangun Keintiman Pasutri :

  • Mengenal, menerima, menyukai, dan menghargai diri sendiri. Langkah awal sebelum membangun keintiman dengan pasangan adalah mengenal, menerima, menyukai, dan menghargai diri sendiri. Melalui upaya-upaya itu, Anda akan mampu mengenali perasaan dan kebutuhan terdalam Anda serta mengembangkan rasa aman untuk berbagi dengan pasangan. Sebaliknya, jika Anda mengenakan kaca mata gelap untuk diri sendiri, maka dunia luar juga akan terlihat gelap, termasuk pasangan.
  • Selalu berupaya memperbaiki diri. Pastilah penerimaan terhadap diri sendiri bukan berarti Anda boleh tetap tenggelam dalam keterbatasan diri tanpa peduli akan penilaian orang lain, terutama pasangan. Selalu berupaya memperbaiki diri adalah langkah yang amat baik dalam membangun keintiman. Kalau Anda benar-benar mencintainya, bukankah Anda dengan sukarela dan bukan paksarela, akan 'mempersembahkan' yang terbaik buat 'si dia' ?
  • Memupuk rasa percaya dan peduli. Kepercayaan dan kepedulian merupakan dua komponen terpenting dari keintiman dengan pasangan. Di saat pasangan sungguh percaya kepada Anda, si dia merasa aman mengungkapkan berbagai hal, termasuk perasaan intim. Dia percaya bahwa apapun yang disampaikannya tidak akan berujung pada ejekan, penolakan, atau bahkan gossip dan hal-hal buruk lain. Kepedulian yang dibuktikan dengan upaya memenuhi kebutuhan dan kepentingan satu sama lain sangat membantu berkembangnya keintiman sejati. Kedua hal ini, kepercayaan dan kepedulian, akan berkembang seiring waktu, asalkan ditumbuhkan, dipupuk, dan dirawat bersama, dalam cinta, tentu saja.
  • Kejujuran. Ciri keintiman yang lain adalah kejujuran. Dalam relasi yang intim, tentu saja kita harus jujur menyampaikan berbagai hal, yang bahkan sebagiannya tidak akan begitu saja diumbar kepada orang lain. Berbagai hal itu disampaikan dengan tetap menghormati dan menghargai pemikiran dan perasaan Anda sendiri dan pasangan. Apakah ini juga berarti tidak ada lagi rahasia di antara pasangan ? Sama sekali bukan. Ada rahasia-rahasia yang mungkin perlu disimpan sebagai milik pribadi, tetapi semua itu makin lama makin menyempit dan mengecil seiring waktu dan tingkat keintiman.
  • Komunikasi yang jelas. Manusia adalah makhluk komunikasi sehingga mustahil tidak berkomunikasi. Komunikasi yang sehat seharusnya berlangsung dua arah secara efektif, mencakup pengiriman dan penerimaan pesan. Karena itu, kedua peran, komunikator, pembicara yang efektif, sekaligus komunikan, pendengar yang baik, harus dilakoni oleh satu sama lain. Yang tidak kalah penting adalah 'mendengarkan' tidak hanya kata-kata yang terlontar tetapi juga isyarat-isyarat nonverbal, karena 'diam-pun adalah komunikasi !' Komunikasi nonverbal sering kali memberikan petunjuk berharga mengenai 'apa yang tidak sempat terungkap', 'apa yang tidak mau diungkap' atau bahkan 'apa yang tidak berani diungkapkan'. Komunikasi yang jelas dapat menghilangkan praduga dan kecurigaan dalam suatu hubungan, mencegah kesalahpahaman dan pertengkaran, meredakan kebencian dan frustrasi, dan meningkatkan kepuasan serta kegembiraan dan kebahagiaan dalam keintiman.

Jika Anda semakin intim setelah mempraktikkan Tips ini, infokan ke saya ya, Bro 'n Sis, he he he.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun