Mohon tunggu...
Leonardo Wibawa Permana
Leonardo Wibawa Permana Mohon Tunggu... Dokter - Dokter, Dosen, Trainer Manajemen dan Akreditasi Rumah Sakit dan Fasyankes Lainnya, Narasumber Seminar, Penulis.

dokter

Selanjutnya

Tutup

Love

Tentang Pernikahan : "Gesekan cinta di mesin ATM tidak bisa melunasi rekening telepon ....."

21 Oktober 2024   09:51 Diperbarui: 28 Oktober 2024   16:36 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiba-tiba ada suara wanita menyapa saya. "Pagi, Dok." "Oh, kaget saya, Cath, pagi juga. Ada jam ngajar?" "Ya, Dok" sahutnya singkat. "Kok kesannya kurang segar pagi ini?" jawab saya. Sebenarnya sudah sering saya 'menangkap' ada sesuatu yang 'tersembunyi' pada wajah Cath. "Gimana mau segar. Beberapa bulan terakhir ini aku dan Greg sering sekali bertengkar. Bahkan hanya karena hal-hal sepele! Benar ujaran Anda lima tahun yang lalu, Dok!" "Lima tahun yang lalu? Lama amat, Cath. Mana saya ingat lagi? Saya 'kan penganut pikunologi sekarang, he he he." Cath berusaha mengingatkan saya, "Lima tahun yang lalu, Dok, saat Dokter bertanya kepadaku, 'Mengapa Anda menikah.....?' dan aku sewot."

Seketika saya ingat kejadian lima tahun yang lalu. Cath, seorang wanita muda yang cantik, terkesan kaget saat saya menodongnya dengan pertanyaan ini, "Mengapa Anda menikah.....?" Betapa dia tidak kaget! Hanya tinggal satu bulan lagi dan Cath akan bersanding di pelaminan dengan Greg, pujaan hatinya. Dan saya seakan ingin membuatnya galau dengan pertanyaan itu! "Pertanyaan Anda sungguh-sungguh aneh," sahutnya tanpa rasa sungkan saat itu. "Perlu Anda tahu, Dokter, hampir semua orang di dunia ini menikah because of love!" ujarnya lagi dengan nada sedikit sinis seperti sedang memberikan kuliah. Maklum, Cath memang seorang Dosen muda di salah satu perguruan tinggi ternama di kota ini.

"Oh ya......? Sesederhana itukah? Tidak adakah jawaban yang lebih 'berisi' selain itu?" saya menanggapi dengan nada mengejek yang sengaja saya tampilkan. Cath semakin gusar agaknya. Saya senang karena 'pancingan' saya berhasil. "Maksud Anda?" Cath kembali menimpali sembari mengernyitkan alisnya. "Ups, jangan gusar dulu, Bu Dosen. Saya hanya ingin mengajak Anda dan Greg merefleksikan secara mendalam, mengapa kalian berdua menikah. Itu saja....." "Maksud Anda, kami akan segera menikah tetapi belum memikirkan dengan matang 'mengapa kami menikah', begitu?" Cath segera berlalu, tetap dengan rasa tidak senang yang tergambar di wajahnya dan dalam gerak langkahnya. Namun saya percaya satu hal, pertanyaan saya tadi akan menjadi bahan permenungan bagi Cath dan, mudah-mudahan juga Greg!

'Cinta' adalah alasan yang baik untuk menikah tetapi tidak cukup. Mengapa tidak cukup? Karena Anda tidak bisa melunasi tagihan listrik atau telepon hanya dengan menggesekkan 'cinta' di mesin ATM. Bi Minah di Pasar Jodoh tidak akan mau memberi Anda wortel dan timun bila hanya ditukar dengan cinta. Lagipula, bukankah Anda bisa mencintai seseorang walaupun tidak menikahinya! Juga bukan rahasia lagi bahwa cukup banyak lembaga pernikahan bubar setelah beberapa waktu walaupun pada awalnya alasan membangun 'rumah bersama' adalah cinta!

"Jadi sekarang Anda percaya, cinta saja tidak cukup walau amat penting, Cath?" "Ya, Dok", sahut Cath tersipu. "sekarang harus gimana dong, Dok?" "Bilang Greg, saya mau bicara dengan kalian berdua. Itupun kalau Greg juga percaya ternyata cinta saja tidak cukup....."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun