Mohon tunggu...
Leonardo Wibawa Permana
Leonardo Wibawa Permana Mohon Tunggu... Dokter - Dokter, Dosen, Trainer Manajemen dan Akreditasi Rumah Sakit dan Fasyankes Lainnya, Narasumber Seminar, Penulis.

dokter

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

'Blue Monday' dan Risiko Serangan Jantung

19 Oktober 2024   17:07 Diperbarui: 19 Oktober 2024   17:17 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"I hate Monday." Ungkapan ini biasanya terlontar dari bibir para karyawan yang setelah menikmati 'kebebasan dan kegembiraan' dari Jumat sore hingga Minggu malam, harus mulai 'berjuang' lagi di hari Senin. Senin, awal hari kerja yang ditandai dengan menumpuknya hal-hal yang harus diselesaikan, dan mungkin juga omelan bos, siapa tahu.

Rupanya para peneliti juga menemukan bahwa lonjakan angka serangan jantung terjadi pada hari Senin. Bahkan serangan jantung yang terjadi lebih serius dibanding pada hari-hari lain. Fenomena ini dikenal sebagai 'Blue Monday'. Ada apa gerangan ? Mengapa serangan jantung lebih menonjol pada hari Senin ? Para pakarpun kebingungan menjawab pertanyaan ini !

Namun, ada dugaan bahwa irama sirkadian berperan, ditambah lagi beban kerja yang menumpuk di Hari Senin yang menyebabkan stres menumpuk pula dan akhirnya 'meledak' dalam bentuk serangan jantung. Tapi, jangan pernah mengabaikan hari-hari lain karena kemungkinan serangan jantung pada Anda yang berisiko, tetap tinggi pada hari Selasa hingga Minggu.

Berhati-hatilah terhadap serangan jantung jika Anda memiliki risiko :

  • Usia : 45 tahun ke atas pada pria dan 55 tahun ke atas pada wanita, walaupun yang berusia lebih muda bisa terkena juga.
  • Hipertensi : seiring waktu, tekanan darah tinggi dapat merusak arteri koronaria, arteri yang menuju ke jantung. Hipertensi yang 'berkolaborasi' dengan faktor lain seperti obesitas, kolesterol tinggi, atau diabetes, semakin meningkatkan risiko serangan jantung.
  • Penggunaan tembakau : penggunaan tembakau termasuk merokok dan paparan asap rokok dalam jangka panjang meningkatkan risiko serangan jantung.
  • Gangguan lemak darah atau dislipidemia : kadar kolesterol LDL dan atau trigliserida yang tinggi serta kadar HDL yang rendah menyebabkan penyempitan pembuluh darah, termasuk pembuluh darah jantung.
  • Kegemukan. Overweight apalagi obesitas dikaitkan dengan berbagai komorbid seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan gangguan kemak darah. Semuanya itu menjadi multifaktor yang sangat berpotensi memicu serangan jantung.
  • Diabetes : penyakit ini jangan dilupakan karena merupakan 'Ibu Sejumlah Penyakit Kronik'.

Cegah serangan jantung antara lain dengan meminimalkan risikonya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun