Sabtu, 2 januari 2015
Hari ke 143
Siapa yang mengira, objek wisata yang dulu saya hanya bisa memandanginya lewat foto hasil jepretan teman-teman di facebook, iklan-iklan yang berseliweran di televisi atau film-film dokumenter di jaringan tivi kabel sekarang terpampang jelas secara live di depan mata.
Byaaaarrrrr..... seperti tirai yang tadinya menutup rapat terus melorot... lepas. Allohu akbar... Al Baari', Al Mushawwir, Al Badii'.
Kelelahan selama perjalanan 472 mil dari Dorchester, Boston (titik awal perjalanan menuju Niagara), mencair seketika. Bersamaan dengan mencairnya kebekuan aliran darah dalam arteri dan vena, dikarenakan oksigen segar yang langsung berebutan masuk memenuhi ruang-ruang alveolus paru-paru saya.
Rintik hujan salju dan dinginnya udara winter sambut kedatangan saya dan keluarga. Maklumlah saya melakukan perjalanan ini dalam rangka winter break di Bulan Desember. Jadi Mas Bebep dan anak-anak libur sekolah. Suhu pada hari itu berkisar antara  30 – (-11)oC. Heemmhh... suhu tepatnya lupa niih. Gegara kegirangan  akhirnya nyampe Niagara, saya lupa melihat accu weather. Padahal kalau mau bikin tulisan perjalanan, data seperti ini sangat diperlukan, supaya valid. Tapi yaa sudahlah... jadi pengalaman. Agar lain kali begitu sampai tempat tujuan langsung lihat accu weather deh demi  validnya data suhu dalam sebuah tulisan.
Beruntung, suhu dingin winter saat itu tidak ekstrim sehingga air terjunnya tidak membeku. Sehingga kami masih bisa menikmati keindahan terjun bebasnya air sungai Niagara ini. Â Gundukan salju dan genangan air yang membeku di sepanjang jalan masuk menuju air terjun semakin menambah cita rasa aroma winternya.
Â