Kau tahu, aku baru saja mengecewakan hati.
Bukan bermaksud sombong. Hanya sekedar memberitahukan saja.
Iya, gadis itu yang menurutmu hampir saja menjadi sosok sempurna.
Kau begitu sumringah dan lantas berlalu pergi.
Ah penyesalan. Tak perlu ku risaukan. Keniscayaan setiap pribadi mengalami hal itu.
Tergantung, penyesalan apa yang ingin sesorang alami di masa depan.
Dan aku memilih, sudah siap jika ini menjadi penyesalanku nanti.
Rasa itu semu.
Kadang hanya sebatas nafsu.
Walaupun sembapnya membuatku kelu.
Tapi semampu hati tetap ku yakinkan.
Sebaiknya kita saat ini harus tertahan.
Silahkan jika ingin mengatakan rasa ini hanya ragu.
Tapi ku mohon, jangan pernah tersirat ingin menunggu.
 Seberapa tangguhnya pun usaha mu merayu.
Percayalah, itu hanya menyia-nyiakan waktu.
Jangan sampai membiarkan hatimu semakin pilu.
Seperti inilah aku.
Aku lebih baik melihat sembap pada cantikmu.
Daripada sumringah teman yang berubah pilu.
Haruskah menyesali ketika kalian berdua berbagi tawa dulu?
Sudahlah, itu tak perlu.