Mohon tunggu...
Muhamad Adib
Muhamad Adib Mohon Tunggu... Buruh - Wong Alas

Jadikan masyarakat desa hutan,nafas Pembangunan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Taman Agroforestry Wira Kartika Banyumas, Sebentar Lagi Dibuka

11 September 2021   19:23 Diperbarui: 12 September 2021   16:21 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dari awal Juli hingga saat ini ( 11 september 2021) berakibat di tutupnya semua tempat wisata di Kabupaten Banyumas. Tak terkecuali puluhan wisata hutan yang di kelola Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) bekerjasama dengan Perum Perhutani.

Meskipun penutupan wisata hutan sangat berdampak pada "ngebulnya dapur"  pengelola wisata, ketaatan mereka kepada aturan yang di tetapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas, sungguh sangat layak di apresiasi.

Tidak hanya taat untuk tetap menutup Wisata selama masa PPKM, pengelola Wisata Hutan Pinus Sawangan (HPS) di desa Sawangan Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas Jawa Tengah, memanfaatkan  masa penutupan wisata dengan bertani di dalam kawasan hutan (Agroforestry) dengan pola pertanian terpadu (Integrated forest Farming).

dokpri
dokpri
Di fasilitasi oleh Asosiasi LMDH Indonesia (Almadhina) yang di dukung oleh PT. PLN (Persero) area Purwokerto,para pengelola Wisata mengembangkan budidaya lalat tentara hitam atau Black Soldier fly yang bertujuan untuk mengatasi masalah sampah organik, sehingga semua sampah organik di dalam kawasan wisata akan teratasi.

Turunan  dari buidaya lalat tentara hitam  inilah yang di buat integrated forest farming. Pertama,  belatung {Maggot) lalat tentara hitam dimanfaatkan untuk pakan ikan Lele yang di budidayakan dalam kolam-kolam kecil dan dalam ember yang di kombinasikan dengan tanaman sayuran. Kedua, Bekas maggot (Kasgot) di manfaatkan untuk budidaya sayuran organik baik yang di tanam langsung di tanah, ditanam dengan media pollybag juga di pot. Selain untuk memenuhi kebutuhan sendiri, ikan dan sayuran nantinya di jual kepada para pengunjung Wisata Hutan Pinus Sawangan.

Kegiatan bertani ini menjadi salah satu  upaya untuk memperindah kawasan, juga menjadi wahana wisata edukasi  tentang agroforestry kepada para pengunjung.

Taman Agroforestry di Hutan Pinus Sawangan di beri nama "Wirakartika" yang artinya berani menjadi bintang. Harapannya kedepan taman ini bisa menginspirasi tempat-tempat wisata lain di hutan Jawa bisa menerapkan kegiatan yang sama.

Taman Agroforestry Wirakartika juga sebagai apresiasi kepada  Tentara Nasional Indonesia (TNI) atas perhatian dan  kepeduliannya kepada masyarakat desa hutan. Terutama kepada Letjend Bakti Agus Fajari, Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat dan Kolonel Dwi Lagan Safrudin, Danrem 071 Wijayakusuma

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun