Mohon tunggu...
Muhamad Adib
Muhamad Adib Mohon Tunggu... Buruh - Wong Alas

Jadikan masyarakat desa hutan,nafas Pembangunan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jual Tanah untuk Membangun Sekolah

21 Februari 2020   15:22 Diperbarui: 21 Februari 2020   15:17 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masih di tempat sama, pada tahun 2013 membangun Sekolah Menengah Pertama (MTs) di bawah hutan pinus dengan bangunan dari kayu dan bamboo sebanyak 2 unit ukuran 4 x 6 meter dengan modal uang pinjaman sebesar Rp. 20.000.000,- . Alhamdulillah, pada tahun 2015 sudah berubah menjadi bangunan kokoh tembok sebanyak 3 ruang kelas di atas tanah yang di beli dari donasi kawan-kawan seluas 700 meter. . 

Kok bisa... ?  bangunan ini di bantu penuh oleh Kementrian Agama yang bersimpati dengan kisah kasus Tasripin... si bocah yang putus sekolah dengan 3 adik adiknya yang sangat viral pada saat itu

Proses bergiat di dunia pendidikan non formal ini berkembang di berbagai desa hutan di Jawa Tengah pada tahun 2007 dengan "GERAK MESRA WONG ALAS" Gerakan Melek Aksara untuk Masyarakat desa hutan yang di dukup oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, BPPLSP regional II Ungaran dan Perum Perhutani unit I Jawa Tengah yang kemudian melahirkan gagasan untuk mendirikan "Sekolah Kader Desa Brilian" yakni sekolah gratis untuk anak-anak miskin desa hutan dari Paket C hingga menjadi sarjana.

Harapannya setelah mereka menjadi sarjana kembali ke desa untuk menjadi kader pembangun desa dengan bergiat memfasilitasi pendidikan masyarakat dan sekaligus memberdayakan masyarakat dengan mengelola sumberdaya hutan bersama Perhutani.

Mengelola Sekolah Kader Desa Brilian sejak tahun 2010 sampai saat ini juga menjadi keasyiikan luar biasa. Tantangan memberikan layanan pendidikan tanpa memungut biaya sama sekali, tetapi juga harus membiayai biaya hidup sehari hari (tempat tinggal, makan juga kebutuhan sarana dan prasarana belajar) dan tak kalah asyiiknya adalah meyakinkan orang tua peserta didik tentang pentingnya belajar. 

Sungguh Asyiiik. Bayangkan saja memulai Sekolah Kader Desa Brilian dengan mengunakan tempat yang sewanya sebesar Rp. 75.000.000,- saja di peroleh dari uang pinjaman dan harus membiayai makan sebanyak 26 anak yang datang dari 7 Kabupaten di Jawa Tengah bagian barat. Lebih asyiiik lagi saat pertama kali   harus membiayai 7 (tujuh) anak anak yang masuk kuliah di Unsoed dan IAIN Purwokerto. Sungguh menjadi salah satu dari banyak pengalaman yang sangat indah. Kok Bisa... ?  Tuhan Maha Kaya... Tuhan mengirim orang-orang baik untuk menjadi bagian dari solusi.

Yang sekarang sedang asyik asyiknya adalah membangun sekolah sekaligus asrama bagi peserta didik Sekolah Kader Desa Brilian yang perkiraan biaya lebih dari Rp. 850 juta sambil tetap meanggung 28 anak-anak yang sedang kuliah. Alhamdulillah prosesnya sudah mencapai 60 % berkat dukungan banyak pihak yang peduli, termasuk menjual satu-satunya bidang tanah yang kita miliki. Karena masa depan bangsa sangat tergantung dari kulitas dan kapasitas sumberdaya manusianya.

Apakah Bisa .... ? Pasti bisa. karena Tuhan Maha Kaya dan ketika Tuhan berkehendak Jadilah maka Jadi... Tak ada yang tak mungkin di dunia ini, tetapi juga tak ada yang gampang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun