Selasa,11 Desember 2012 jam 11.15 wib,saya ke kantor Bank Mandiri Cabang Purwokerto dengan satu tujuan mengaktifasi Kartu ATM yang bernilai Rp. 1.000.000 (satu juta rupiah) hadiah yang saya terima dari Menteri pendidikan dan Kebudayaan pada acara Anugerah Peduli Pendidikan (APP) persembahan Bank Mandiri. Kedatangan saya ke kantor Bank Mandiri karena ternyata ATM yang saya terima pada saat penerimaan Anugerah Peduli Pendidikan tahun 2012 tanggal 22 November di Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang lalu, tidak bisa di gunakan.
“ada yang bisa saya bantu,pak ?” Bapak Satpam di pintu masuk kantor Bank mandiri menyapa dengan sangat ramah. Lalu saya memberikan penjelasan tentang maksud kedatangan saya. Beliau lalu mengajak saya ke sebuah mesin ATM di dalam Bank tersebut dan mengajari saya cara menggunakan ATM. Kartu ATM saya masukkan,lalu saya tekan angka 1 2 3 4,PIN standar yang tertulis di amplop berlogo Bank Mandiri. “Maaf,kartu anda belum bisa di gunakan” kalimat itu muncul di layar monitor ATM.
Bapak yang ramah itu lalu mengambilkan nomor antrian untuk saya. Nomornya 45. “silahkan Bapak menunggu di kursi tunggu pojok sebelah kanan,nanti bapak akan di panggil oleh karyawati Bank yang di meja 1 atau 2” masih dengan keramahannya Bapak Satpam memberikan penjelasan dan mempersilahkan saya untuk menuju kursi antrian.
Tak lama menunggu (hanya 55 menit), nomor antrian saya di panggil. Seorang karyawati yang ramah mengulurkan tangan seraya mempersilahkan saya untuk duduk. Secara singkat saya menjelaskan maksud kedatangan saya dan asal mula buku rekening dan kartu ATM. Buku rekening dan kartu ATM saya serahkan. Sambil menatap layar computer dari mulut mungil karyawati yang menerima saya keluar beberapa pertanyaan. Nama Ibu saya, nama lengkap saya, tanggal lahir dan dimana saya dilahirkan. Saya pun menjawab dengan cepat dan tegas. Beberapa saat kemudian,karyawati itu memberitahukan kepada saya bahwa data-data yang saya sampaikan berbeda dengan data yang ada di computer. Lalu dia bilang, tunggu sebentar ya pak… sambil berlalu menuju ke sebuah ruangan. Meninggalkan saya duduk termangu….
10 menit menunggu,
20 menit membisu,
30 menit berlalu,
40 menit,….
pantat sudah berasa pegal linu
Sepeminuman teh kemudian, karyawati itu sudah kembali duduk di hadapanku. Lalu karyawati itu meminta saya untuk membubuhkan tanda tangan di buku rekening. Selesai sudah., kata batinku… Ternyata ??? maaf ya, Pak… kami harus menunggu konfirmasi dari Jakarta dulu… silahkan Bapak menunggu…
Spontan saya bertanya “ Lama gak ,Bu ?”
“ya,belum tahu,pak.. silahkan bapak menunggu saja atau kalau bapak ada perlu, Buku dan ATM ini di tinggal aja dulu, nanti atau besok Bapak datang lagi kesini”
“apa tidak bisa lebih cepat,Bu ?”
“ kalau langsung di kantor yang mengeluarkan rekening dan ATM ini ya cepat, pak”
DEGGGGGGGG…..
Saya jadi ingat nasehat seorang kawan. Jangan pernah berharap jika kau tak ingin kecewa. Ketika saya berangkat menuju kantor Bank mandiri saya sempat berharap proses aktifasi kartu ATM tak akan lebih dari 10 menit. Harapan saya buyar dan sialnya, saya merasa kecewa… lalu dengan menahan rasa #&#@#@ … saya berkata “ Bu, Mohon tolong kembalikan saja buku rekening dan kartu ATM ini ke kantor Pusat yang di Jakarta. Terima kasih ya,Bu…” Saya pun bangkit dari kursi dan berlalu…. Dan tak ada berita apapun hingga kini…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H