Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Turun dari Mimbar

24 September 2024   22:26 Diperbarui: 24 September 2024   22:28 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenapa Pengkhotbah Turun dari Mimbar saat Doa Persembahan ?

1. Simbol Kerendahan Hati dan Kesederhanaan: 

Turunnya pengkhotbah dari mimbar melambangkan kerendahan hati di hadapan Allah. Persembahan merupakan wujud syukur dan pengakuan bahwa segala sesuatu berasal dari Allah. Dengan turun dari mimbar, pengkhotbah menunjukkan bahwa dia sama seperti jemaat, juga tunduk kepada Allah, dan bukan posisi yang lebih tinggi.

2. Kesatuan dengan Jemaat: Turun dari mimbar menunjukkan bahwa pengkhotbah adalah bagian dari tubuh Kristus yang satu, bukan terpisah atau lebih tinggi dari jemaat. Ini menekankan konsep Imamat Am Orang Percaya, di mana semua orang percaya, termasuk pengkhotbah, memiliki peran yang sama di hadapan Tuhan dalam memberikan persembahan.

3. Tindakan Pastoral dalam Pengarahan Persembahan: 

Persembahan adalah respons aktif jemaat terhadap kasih karunia Allah. Ketika pengkhotbah turun dari mimbar, ia secara fisik mendekatkan diri kepada jemaat, mengarahkan persembahan dengan kerendahan hati dan kebersamaan sebagai pemimpin spiritual yang hadir di tengah-tengah jemaat, bukan di atas mereka.

4. Rendah Hati sebagai Teladan Kristus: 

Dalam Filipi 2:6-8, Yesus digambarkan sebagai teladan kerendahan hati yang mau turun dan melayani, bahkan sampai mati di kayu salib. Pengkhotbah yang turun dari mimbar dapat dilihat sebagai simbol peneladanan sikap Yesus yang melayani, yang bukan menganggap dirinya lebih tinggi dari yang dilayani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun