semacam draf untuk puisi
perlukuan
tidak ada yang ramah hari ini
ketika dimulai dengan kesiangan
ada perasaan menyesal ketika jalan dengan perlahan
tidak mudah untuk terus melanjutkan bersepeda
keliling lapangan lima kali
membawa senyuman yang sudah bermandikan cahaya
harapan seperti burung berkicau
sudah siap menyediakan harapan
langkah selanjutnya
perlahan pada tiap tulisan
ada kesempatan untuk percakapan yang terhenti
di angkringan, banyak orang sibuk bermainan hp
menanti notifikasi
seolah tidak mau ketinggalan
pagi menjadi begitu cepat
kabar demi kabar bermunculan
untuk setiap apa yang dituliskan
oleh -oleh dari kyai seto memberikan cermin diri
untuk terus berefleksi
pada arti langit
tidak selalu biru
bersama dengan kepulan harapan
memuai pada penyesalan
dalam catatan ketika ke gamplong, tidak lupa ke padepokan tunggul pawenang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H