Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bukan Masalah Busi

30 November 2023   19:50 Diperbarui: 30 November 2023   20:48 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan Masalah Busi

Cerpen Yudha Adi Putra

Setelah melewatkan waktu bersama, Radi merasa ada yang berbeda. Kecewa mungkin menjadi gambaran perasaannya. Melewatkan waktu untuk menghampiri Supri, tapi terlewat begitu saja. Tidak jadi menghampiri, hanya karena lupa dan tidak menyenangkan. Entah apa yang ada dalam benak Radi. Hanya terburu begitu saja, waktu janjian menjadi dilupakan. Kekecewaan muncul, setelah sampai di tempat dan merasakan kalau Supri adalah teman Baskoro. Salah seorang dari pengajar Radi, entah dunia memang sempit atau kesempatan tak dapat dua kali. Bentuk pertolongan memberikan momotan permasalahan tersendiri. Karena merasa dikhianati, Supri sedikit memberikan informasi. Memilih diam.

"Baru kali ini. Semua penjelasan menjadi tidak berarti, malam berlalu begitu cepat. Penyesalan tiba begitu saja, menjadi persimpangan. Aku harus minta maaf dan menjelaskan," gumam Radi dalam perjalanan menuju tempat Suro.

Suro dalam tawa menyambut Radi. Tak ada yang berbeda sebenarnya. Tetap saja pada langkah membawa kesan. Kelak, setiap kedatangan menjadi ruang jumpa. Pada perbedaan, setiap tindakan akan menjadi kekesalan.

"Ada apa dalam hidup membawa pertanyaan? Tidak semua harus dijawab. Kesal boleh, tetap mencoba berjumpa dalam hidup. Semacam tindakan, tidak boleh menjadi riang saja," ujar Suro.

Kemudian waktu berjalan begitu cepat. Berganti menjadi siang dan malam. Langkah akan mendatangkan kesal. Membagi waktu dengan perjumpaan lain. Tidak hanya egois pada kepentingan diri sendiri.

***

Di tempat lain, Supri asyik menulis puisi. Menukar banyak hal berbeda. Menulis kegelisahan karena tidak ada kepentingan. Bukan karena tak mau berkomunikasi, ada jeda untuk menukar cerita. Menjadi bahan untuk membicarakan keinginan.

"Tindakan Radi untuk tidak memberi informasi itu semacam penantian akan sia-sia. Tuhan bisa berkarya melampaui apa yang dianggap biasa. Bisa jadi kekecewaan malah menyelamatkan dari kebimbangan. Melangkah dan terus menulis menjadi keputusan baik," gumam Supri dalam langkah menuju pohon mangga.

Tidak ada yang mengira, sore menjadi kesempatan untuk datang. Menukar banyak hal yang baru dengan kepentingan untuk belajar.

"Posisi di mana?" sebuah pesan masuk dari ponsel Radi. Pesan yang tidak jelas sumbernya. Membawa pada banyak petaka. Karena tidak dibiarkan melangkah dalam tenang.

Suro mulai merasakan bimbang. Langkah untuk ditemani menjadi perasaan bingung. Tidak mengerti akan apa yang dicari. Hanya buah mungkin saja, tidak dapat dihindarkan betapa perasaan haru karena semua menjadi kembali baik. Setelah banyak kemungkinan untuk melanjutkan relasi. Ada kepentingan yang tidak ditutupi.

"Aku berusaha untuk menjelaskan," teriak dari Radi. Membuat banyak hal baru. Bimbang dalam penjelasan. Tidak semua mengerti akan apa yang dirasakan. Menjadi kesan tersendiri ketika malam tiba. Mungkin dengan makan buah akan menjadikan lebih segar.

"Tidak ada kejelasan. Mungkin akan baik biar menjadi cerita saja. Cerita untuk memperjuangkan pilihan. Bukan pada kesepian saja, tapi tindakan ketika semua berbeda. Karena tidak ada yang menetap, kecuali karena kepentingan yang berbeda," ujar Suro.

Tak melihat tatap harapan. Mereka semua memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Bukan Karena malam, tidak akan menjadi kebahagiaan.

"Semua akan berbeda. Kalau tidak ada jalan keluar akan permasalahan. Mungkin memerlukan perjalanan panjang," ujar Suro.

"Tak ada jalan yang layak ditempuh. Mungkin sumber daya alam akan menjadi terbatas. Tidak membawa uang dan harapan bisa saja kandas kapan saja. Energi cerita dalam perjuangan hidup," gumam Radi.

"Sementara, langkah bisa ditempuh untuk jeda. Menukar banyak pergumulan menjadi suara kecil. Memecah target besar menjadi lebih kecil. Hujan mulai datang, tampak besar. Hujan datang beriringan dalam pecahan yang kecil. Itu pembelajaran," ujar Supri.

Perjalanan mereka mulai. Di tengah perjalanan, motor habis bensin. Ini momen penting untuk diperhatikan. Ada dua pilihan, untuk pulang atau untuk melakukan perjalanan dengan membeli bensin. Tidak mudah memilih, setiap tindakan akan menjadi lebih bermakna lagi.

"Pilih yang paling mudah dan menguntungkan, begitu kesan dalam hidup. Menulis juga kalau bisa tentang yang gampang dan jadi uang. Kalau tidak, perjuangan hanya akan menjadi sia-sia," jelas Supri dalam perjalanan.

Mereka mengenang perpisahan. Membawa pada langkah yang dulu kerap didatangi. Tempat di mana kesan terjadi. Memang, melihat sawah membawa pada banyak perjumpaan.

***

Sudah sampai pada titik hentik lain. Entah untuk mencari atau untuk mendapatkan. Bensin diperoleh. Tidak banyak hal yang membedakan. Tatapan menjadi cara untuk tetap tulus dalam berjuang.

"Bensin lima ribu saja. Nanti ada kucing datang. Kucing itu memberikan cerita dan perjalanan yang panjang. Tidak enak kalau dihentikan begitu saja. Kucing akan tetap melangkah dalam hidup. Menguraikan langkah supaya tidak marah. Membawa kucing pulang memang menyenangkan," ujar Supri.

"Tidak semua diberikan kesempatan untuk memelihara kucing. Kucing memang menggemaskan. Bisa saja menjadi hewan peliharaan. Mungkin saja, di balik kucing yang menggemaskan itu ada banyak tindakan yang tidak bisa ditebak. Bisa saja, langkah yang datang akan membawa kisah dalam hidup. Memberontak pada percakapan selanjutnya," ujar Suro.

Bukan pada percakapann tentang kucing. Mereka sibuk menatap motor yang tidak kunjung menyala. Motor yang diam dalam keheningan. Tidak mau beranjak meski sudah berbagai cara dicoba. Bensin sudah diberikan. Menyalakan sudah dilakukan dengan tindakan yang baru. Mungkin juga, kerusakan yang terjadi adalah buatan. Tidak semua orang akan senang, ketika ada keberhasilan dalam hidup. Bisa juga memerlukan keheningan.

"Memang berkarya dalam keheningan itu mudah? Bisa saja orang memerlukan apresiasi supaya tetap berkarya. Langkah yang diberikan akan muncul dalam hidup sebagai bentuk perjuangan," gumam Handoko.

Tatapan yang diberikan memang menyeramkan. Semua datang dengan banyak kepentingan. Berbeda juga bisa terjadi. Tiap orang menjadi fokus pad akeinginannya sendiri.

"Tidak mudah memperbaiki motor rusak ketika datang kucing. Kucing menjadi sangat lucu. Mereka memberikan inspirasi dan energi yang hidup secara perlahan. Kelelahan dalam hidup akan menjadi perjuangan nyata. Tidak akan membawa perubahan kalau tidak dituliskan," ujar Supri.

Kucing memang datang. Tanpa diketahui banyak orang, kucing lucu itu juga mencari makan. Memberikan kesempatan bagi setiap orang yang datang untuk merayakan kesedihan. Kesempatan dari kucing itu dilakukan dengan menyentuh.

"Daya dari kegiatan menyentuh kucing amat luar biasa. Bisa menjadikan energi dalam permenungan. Hidup bisa semakin bermakna ketika sudah bersyukur," ujar Suro.

Memang, dalam diam semua bukan permasalahan busi. Suro tahu betul, kerusakan motor Radi adalah ulah bersama. Menjadi bentuk dari percakapan yang menentramkan. Tidak mudah untuk berjumpa.

"Bukan pada kesan tentang kerusakan. Mungkin setiap pertemuan momen merayakannya akan menjadi berbeda. Kepedulian untuk tidak egois akan mendatangkan anugerah tersendiri," ujar Supri.

Tak akan ada perubahan, semua akan menjadi pola pembelajaran. Hanya ketika kesan itu tidak dituliskan. Semua hanya akan menjadi perilaku saja. Tiap perilaku punya kata kerja. Itu jadi bumbu cerita, bukan tentang busi saja.

Godean, 30 November 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun