"Kalau kita jual burung saja bagaimana? Apakah itu cukup untuk membayar semua utang yang kamu miliki?"
Pertanyaan tetangga Udin itu membawa kegelisahan sekaligus ide. Udin berpikir, bagaimana kalau dia mencuri beberapa burung pleci lalu menjualnya dengan harga sedikit lebih rendah. Tapi, untuk melancarkan aksinya itu, Udin tidak bisa bekerja sendiri. Ia membutuhkan kawan, setidaknya untuk mengawasi lingkungan sekitar selagi Udin mengambil burung.
"Apa yang kamu lakukan itu berbahaya, Din. Kalau kita ketangkap polisi bagaimana? Nanti aku tidak mau dipenjara, lagi pula aku masih memiliki anak dan istri yang memerlukan diriku untuk bekerja," sahut Ponidi ketika Udin menjelaskan teknis pencurian burung pleci.
"Tidak masalah. Nanti aku tidak akan mengaku kalau dibantu kalian, jadi tolonglah. Lagi pula, dulu kalian bekerja dengan aku baik-baik saja. Ketika aku bangkrut seperti ini, bagaimana balas budi kalian?"
Bentakan Udin itu membuat kedua tetangganya diam. Memang, dulu Udin adalah pengusaha kaya. Tapi, karena kena tipu, dia menjadi bangkrut dan diceraikan oleh istrinya. Sementara memulai usaha baru, Udin mencoba memelihara burung. Itu menjadi kegiatan sekaligus sumber pemasukan. Kalau ikut lomba burung, tidak jarang udin bisa menang dan membawa beberapa uang untuk urusan dapur.
"Lalu, bagaimana cara mencurinya. Setiap burung dijaga waktu lomba dan kita sendiri tidak mengetahui di mana alamat pemilik burung," ujar Poniman.
"Jangan seperti itu, perlahan saja. Aku tahu tempat penitipan burung, menjelang liburan dan banyak orang mudik, mereka yang tidak punya kesempatan merawat burungnya pasti akan menitipkan. Jadi, di penitipan itu pasti ada banyak burung," ujar Udin.
"Di mana tempat itu? Wah, aku jadi tertarik untuk melancarkan aksi ini. Nanti, bagianku juga ada kan?" tanya tetangga Udin.
"Beres, tugas kalian hanya memantau dan memperhatikan pasar burung secara online. Dari sana, kita bisa melihat harga dan kisaran penitipan burung. Untuk itu, nanti akan mendapatkan kesempatan untuk menggali informasi," ujar Udin menjelaskan.
Ketiga pemuda paruh baya itu melancarkan aksinya di tepi sebuah kota. Jadi, dalam beberapa waktu, mereka memantau sebuah rumah yang dijadikan penitipan burung. Di rumah itu, ada banyak burung dititipkan karena pemiliknya sudah pergi.
"Kita akan mulai ketika waktu penjemuran tiba. Siapkan mobil dan beberapa peralatan, sangkar akan tetap kita tinggalkan. Jadi, kita akan melepaskan kucing untuk mengelabui. Sehingga, pencurian ini akan terlihat tanpa jejak. Bisa jadi, pemilik burung akan mengira kalau burungnya dimakan kucing atau lepas dengan sendirinya," Udin menjelaskan cara pencuriannya.