"Waktu memang berjalan. Teman berinvestasi adalah waktu. Tidak sepenuhnya mengerti, kalau saja ada bentuk lain dari rasa sabar. Mungkin mereka tidak akan bertarung pagi ini, menyebalkan sekali. Membuat aku tidak bisa tidur. Hanya berdasarkan prasangka singkat saja," ujar burung hantu. Burung dengan jadwal tidur terbalik.
Perkumpulan bisa saja berubah. Menjadi wacana untuk tetap setia pada pilihan. Membawa bentuk lain dari harapan. Perlahan, setiap konflik selesai dengan makan.
"Memangnya makan apa ? Pisang sudah habis dimakan burung. Tanpa sisa, hanya kenangan bagaimana aku kesulitan menanamnya. Mencari bibit dan merawat hingga tumbuh mekar," ujar petani mengeluh.
Dalam mengeluh, petani ingat beberapa burung lain. Ada burung kutilang, burung trucukan, dan burung cucak ijo yang sering makan di kebunnya. Tak masalah, burung apa itu siap untuk ditangkap.
"Semua akan ditangkap. Lalu, berbenah menuju tempat baru. Memperoleh kesempatan untuk berjuang lebih lama lagi. Tidak hanya memberikan ruang semu, tapi hadir dengan banyak pertanyaan," ujar kawan petani pisang. Keinginan tidak sesuai dengan kenyataan. Itu memang menyedihkan, tapi tetap saja perlu dijalani.
Menanti itu membosankan, pelajaran bersabar adalah pada proses menanti itu sendiri. Entah bersama burung, bisa juga bersama harapan yang tidak kunjung datang. Tetap saja, setiap kata menanti harus bertemu perjuangannya masing-masing.
"Doa baik untuk setiap perjuangan," ujar burung pleci.
Godean, 19 Juni 2023
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI