Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pertemuan Kedua

8 Juni 2023   19:46 Diperbarui: 8 Juni 2023   19:50 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Hidup memang memunculkan banyak pilihan. Pilihan itu melekat pada risiko. Kalau tidak, tentu akan berdampak baik nantinya. Kemudian, ada bentuk perubahan yang nyata. Lama tidak dipikirkan tentang waktu, muncul dan terikat dengan waktu," ingatan lama Jarwo tentang sapaan dan hidup bermunculan.

Kini, ada kesan tentang lelaki bertubuh gemuk. Satunya lagi, tampak seperti pecandu narkoba. Mungkin, mereka berlindung di bawah nama lembaga. Membawa kepentingan entah apa. Menyebarkan kabar bahagia.

"Mereka cukup baik. Ada materi tentang narkoba, bagaimana pendidikan, dan nantinya perkenalan tentang psikologi. Mungkin, dalam langkah seperti itu ada gerakan yang nyaman. Tidak memberikan harapan palsu," kenang Jarwo pada sebuah ruangan.

Dalam bentuk kotak, mereka berjajar. Mendapati pembicara saling berkeliling. Kadang menyapa, tapi tidak bisa memunculkan pertanyaan.

"Tentang kesenjangan begitu terasa. Tidak semua mampu dan tidak semua memiliki kesempatan untuk berbicara. Paling aneh adalah mereka yang mengaku duta. Tapi, memakai baju saja tidak bisa. Ada kesan aneh, terasa menyenangkan dan tidak bisa berteman. Membuat jarak tapi tidak berurusan dengan harapan," ujar Jarwo mendapati sapaan tak menyenangkan. Mungkin, ada kekesalan karena dia gondrong.

"Apa hubungan gondrong dengan semua yang terjadi. Tapi, tidak semua mengerti tentang rambut panjang. Hanya stigma tertentu saja melekat. Membawa pada impian yang indah, tapi menjebak. Kemudian, mereka tak peduli tentang perhatian," ujar Jarwo pada sebuah perpisahan sebelum makan siang.

Tidak semua cerita layak dituliskan. Bisa saja menjadi kepingan harapan. Antisipasi dan sapaan seperti menjadi cara untuk beradaptasi. Tidak semua orang akan senang dengan apa yang dilakukan, Jarwo sadar betul akan hal itu.

"Kini, tentang merokok di kampus. Ada cerita menarik dalam kelas. Tentu oleh dosen favorit juga. Lalu, tertutup dengan sebuah ilustrasi sederhana. Sudah ada contoh yang baik, mahasiswa teologi," ujar sang dosen dengan harapan Jarwo besok bisa segera melanjutkan studinya.

Godean, 08 Juni 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun