Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menjadi Burung Prenjak

4 April 2023   05:40 Diperbarui: 4 April 2023   05:53 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi Burung Prenjak

Cerpen Yudha Adi Putra

Lampu kamar Jarwo mati. Hanya ditemani lampu belajar, Jarwo menulis. Sudah dua bulan tidak menulis. Kini, Jarwo dihadapkan keharusan menulis skripsi. Skripsi menjadi pembuktian, sekaligus tugas akhir kuliahnya. Jarwo tak mau menyiakan kesempatan mengerjakan skripsi. Seharian, dia kedatangan tamu. Tak sempat menyentuh skripsinya. Mulai jam delapan malam, Jarwo terus mengetik. Tidak jarang mengalami kebuntuan.

"Rasanya sulit sekali. Ide tidak bisa keluar dengan mudah. Mungkin aku perlu jalan-jalan sebentar keliling rumah, mana lampu kamarku mati segala !" keluh Jarwo tepat ketika tahu kalau sekarang sudah jam sepuluh malam.

Mata Jarwo mengamati sangkar di samping rumahnya, sementara itu penghuni sangkar seolah paham. Ada yang mendekati. Karena ada terang lampu, burung tidak tidur. Burung prenjak menganggap kalau sudah pagi atau malah masih siang. Biasanya, ketika ada cahaya sedikit saja burung itu akan berbunyi. Berkicau memanggil namanya, prenjak.

Namun malam itu tidak, Jarwo jadi penasaran. Rasa penasaran membuat Jarwo mendekati sangkar.

"Ternyata makanan dan minumanmu sudah habis, pantas saja tidak berlompatan dengan lincah !" ujar Jarwo ketika tahu makanan dan minuman burung prenjak habis.

Rasa lapar malah membuat burung prenjak menggembungkan sayapnya, berdecit berkali-kali, tidak berkicau keras, mungkin mau memberi tahu, "makananku habis, aku haus juga !"

Karena tak tega, Jarwo segera mengambil makanan burung. Seketika, terlupa rumitnya tulisan skripsi. Memberi makan burung membuat Jarwo terhibur. Ia bergumam sendiri dalam hati, sepertinya enak jadi burung prenjak. Kalau jadi manusia ribet, bertemu masalah setiap hari. Jadi burung prenjak tinggal berkicau. Makanan nanti disediakan, dimandikan, bahkan diajak jalan-jalan .

Kemudian Jarwo mengembalikan sangkar dan berjalan kembali menuju kamar gelapnya. Andai aku bisa jadi burung prenjak, gumam Jarwo.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun